BorneoFlash.com, SAMARINDA – Di balik gemerlap pembangunan dan kekayaan alam Kalimantan Timur (Kaltim), terdapat warisan sejarah dan budaya yang terancam tenggelam oleh waktu.
Pemerintah daerah pun mulai bersuara, mendesak perlunya riset serius untuk menyelamatkan jejak peradaban yang selama ini luput dari perhatian.
Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Seno Aji, menekankan bahwa kekayaan historis Kaltim tak kalah bernilai dibandingkan sumber daya alamnya.
Namun sayangnya, warisan budaya tersebut belum mendapat tempat yang layak dalam prioritas pembangunan maupun riset akademik.
“Kita mewarisi peradaban yang luar biasa, tapi warisan itu bisa lenyap jika tak segera kita dokumentasikan. Sejarah bukan untuk dikenang saja—ia harus diteliti, ditulis, dan dijaga,”ujarnya.
Menurutnya, Kalimantan Timur memiliki banyak situs sejarah penting, seperti lukisan tangan prasejarah di Sangkulirang hingga temuan artefak kerajaan di Muara Kaman, yang belum tergarap maksimal.
Minimnya dokumentasi menjadi ancaman nyata terhadap keberlanjutan memori kolektif masyarakat.
Seno juga menekankan pentingnya kehadiran para peneliti dan akademisi untuk menggali lebih dalam sejarah lokal, khususnya budaya masyarakat Dayak dan Kutai, agar dapat diwariskan dalam bentuk yang terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
“Kekayaan budaya kita tidak akan berarti jika hanya menjadi cerita yang tersimpan di lisan para tetua. Harus ada riset, harus ada penulisan. Budaya hanya akan hidup jika dikenang secara ilmiah dan diwariskan dalam bentuk yang bisa dipelajari,”tambahnya.
Ia berharap kolaborasi antara pemerintah daerah dan pusat, khususnya melalui Kementerian Kebudayaan, dapat mendorong terbentuknya dokumentasi komprehensif dan pengakuan lebih luas terhadap nilai-nilai budaya yang hidup di Kalimantan Timur.
“Jika pembangunan hanya fokus pada fisik dan industri, kita akan kehilangan sesuatu yang lebih dalam: jati diri. Kebudayaan adalah fondasi, dan sejarah adalah akarnya,”tutupnya. (*)