Pemprov juga mencatat masih adanya kekurangan signifikan dalam jumlah tenaga medis, yaitu sekitar 1.420 dokter dan 1.000 tenaga kesehatan tambahan.
Meski demikian, Seno optimis kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dalam waktu tiga tahun mendatang, terutama dengan tumbuhnya kampus-kampus kesehatan di dalam dan luar provinsi.
Kaltim bahkan menjalin kemitraan pendidikan dengan universitas-universitas ternama di Jawa seperti UGM, UI, UNS, serta sejumlah universitas swasta. Di tingkat lokal, beberapa kampus seperti Universitas Mulawarman, Universitas Muhammadiyah Kaltim, dan Universitas Balikpapan tengah bersiap membuka program studi kedokteran.
Adapun untuk Balikpapan, Seno menyebutkan bahwa penambahan rumah sakit baru belum menjadi prioritas dalam waktu dekat. “Saat ini fasilitas kesehatan di Balikpapan sudah cukup memadai. Fokus pembangunan akan kami arahkan ke wilayah yang masih tertinggal,” ujarnya.
Dalam perencanaan jangka menengah, Pemprov Kaltim menargetkan pembangunan enam hingga tujuh rumah sakit baru dalam tiga tahun ke depan. Satu rumah sakit akan dibangun di wilayah selatan, sementara sisanya tersebar di wilayah utara.
Langkah ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang atas ketimpangan layanan kesehatan antar wilayah di Kaltim dan membawa dampak positif bagi pemerataan pembangunan manusia. (*)





