BorneoFlash.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota Samarinda mengambil langkah serius untuk memperkuat pengawasan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayahnya menyusul kekhawatiran akan potensi kelangkaan seperti yang sempat terjadi di Balikpapan.
Fokus utama diarahkan pada peningkatan sistem pengawasan dan evaluasi distribusi agar tidak terjadi penyimpangan atau hambatan pasokan yang bisa berdampak langsung pada masyarakat.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyoroti pentingnya sistem pemantauan yang lebih ketat di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Salah satu upaya yang diusulkan adalah pemasangan kamera pengawas (CCTV) di semua titik SPBU yang beroperasi di Samarinda.
Langkah ini diambil setelah muncul keluhan masyarakat mengenai antrean panjang yang mengindikasikan potensi ketidakseimbangan distribusi.
“Pencegahan lebih penting daripada penanganan setelah terjadi. Kami ingin memastikan distribusi BBM benar-benar tepat sasaran,”kata Andi Harun.
Meski laporan dari Pertamina menyebutkan bahwa stok BBM di 30 SPBU di Samarinda dalam kondisi aman, keterlambatan pengiriman di beberapa titik sempat terjadi.
Namun, masalah tersebut lebih disebabkan oleh kendala internal pengelola SPBU, terutama dalam hal permodalan, bukan gangguan distribusi dari pemasok.
Tak hanya stok, perhatian juga diarahkan pada penyalahgunaan sistem oleh oknum pengguna.