BorneoFlash.com – Gempa bumi berkekuatan M6,0 mengguncang Bengkulu pada Jumat dini hari (23/5), menyebabkan sekitar 100 rumah warga mengalami kerusakan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa gempa tersebut terjadi akibat deformasi batuan dalam lempeng (intraslab).
BMKG sebelumnya mencatat kekuatan gempa sebesar M6,3, namun setelah pemutakhiran data, mereka menetapkan magnitudo akhir sebesar M6,0.
“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, kami menyimpulkan bahwa gempa ini termasuk gempa menengah yang terjadi akibat deformasi batuan dalam lempeng. Hasil analisis kami menunjukkan bahwa mekanisme sumber gempa ini merupakan pergerakan naik (thrust fault),” jelas Daryono dari BMKG pada Jumat (23/5).
Gempa mengguncang wilayah Pantai Barat Daya Kota Bengkulu pada pukul 02.52 WIB.
BMKG mencatat episenter gempa berada di laut, 47 kilometer barat daya Kota Bengkulu, pada kedalaman 84 kilometer (koordinat 4,18° LS; 102,07° BT).
BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Warga di sejumlah daerah merasakan getaran gempa. Di Kota Bengkulu dan Empat Lawang, getaran terasa kuat dengan intensitas IV-V MMI artinya, hampir seluruh penduduk merasakannya.
Di Kepahiang, Liwa, Lemong, Rejang Lebong, Tais, dan Lubuk Linggau, warga merasakan intensitas IV MMI, yang berarti banyak orang merasakan getaran saat berada di dalam rumah.
Sementara itu, di Muko-Muko, getaran mencapai intensitas III MMI warga yang berada di dalam rumah merasakan getaran seperti truk besar yang melintas.
Data sementara menunjukkan bahwa gempa merusak sekitar 100 rumah. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyampaikan bahwa sekitar separuh dari rumah-rumah tersebut mengalami kerusakan parah.
Helmi Hasan juga mengabarkan bahwa sejumlah warga di Kota Bengkulu mengalami luka-luka akibat gempa tersebut. Namun, ia memastikan bahwa tidak ada korban jiwa.
“Tidak ada korban meninggal dunia, hanya beberapa warga yang terluka. Kami masih menunggu laporan lanjutan, termasuk laporan dari warga kota dan sekitarnya terkait kondisi rumah mereka,” ujar Helmi. (*)