Gubernur Kaltim: Tantangan Geografis dan Infrastruktur Jadi Penghambat Pengentasan Kemiskinan

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Janif Zulfiqar
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Gubernur Kaltim, Rudy Mas'ud. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

Ia mencontohkan, harga satu sak semen dapat mencapai Rp800 ribu, sementara harga bahan bakar minyak (BBM) di beberapa lokasi bisa menyentuh Rp30 ribu per liter.

 

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat seperti listrik juga masih menjadi persoalan. 

 

Dari total 1.038 kelurahan dan desa di Kalimantan Timur, sejumlah di antaranya belum menikmati aliran listrik.

 

“Bagaimana masyarakat bisa berkembang jika kebutuhan dasar seperti listrik saja belum terpenuhi? Sebagian warga kita masih hidup dalam kondisi tanpa penerangan. Situasi inilah yang menyebabkan mereka terjebak dalam kemiskinan,” tegas Rudy.

 

Sebagai langkah konkret, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim telah meluncurkan program unggulan berupa Gratispol (Pendidikan dan Kesehatan Gratis) serta Jospol (Jaminan Sosial dan Pembangunan Infrastruktur) yang ditujukan untuk mengatasi akar persoalan kemiskinan secara langsung.

 

“Kami memiliki keyakinan bahwa melalui penyediaan pendidikan dan layanan kesehatan secara gratis serta pembangunan akses jalan hingga ke pelosok, Kalimantan Timur dapat keluar dari jerat kemiskinan dan mampu sejajar dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

Jangan ketinggalan berita terbaru! Follow Instagram  dan subscribe channel YouTube BorneoFlash Sekarang

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.