BorneoFlash.com, SAMARINDA – Tingkat kemiskinan di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) masih berada di bawah rata-rata nasional, meskipun sejumlah tantangan sosial dan geografis masih dihadapi daerah ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan nasional pada tahun 2024 tercatat sebesar 8,57 persen atau setara dengan 24,06 juta jiwa.
Sementara itu, Kalimantan Timur mencatat angka sebesar 5,78 persen.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H. Rudy Mas’ud, dalam dialog bersama Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, yang berlangsung di Gedung Olah Bebaya, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Kaltim, pada Sabtu, (10/52025).
“Walaupun lebih rendah dari rata-rata nasional, angka kemiskinan di Kalimantan Timur masih menjadi perhatian serius kami. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah ini masih mencapai 5,78 persen,” ujar Gubernur Rudy Mas’ud.
Selain masalah kemiskinan, Kalimantan Timur juga menghadapi persoalan pengangguran yang cukup signifikan.
“Tingkat pengangguran terbuka saat ini berada di angka 5,75 persen,” ungkapnya.
Menurut Gubernur Rudy, kondisi geografis yang luas serta keberadaan wilayah-wilayah terpencil turut menjadi kendala utama dalam upaya pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
“Masih banyak daerah yang belum memiliki akses infrastruktur memadai, terutama di wilayah pedalaman, kawasan tertinggal, hingga perbatasan,” jelasnya.
Salah satu contohnya adalah Kabupaten Mahakam Ulu yang berbatasan langsung dengan Malaysia, di mana akses transportasi masih sangat terbatas. Hal ini berimbas pada tingginya biaya kebutuhan pokok masyarakat.
“Sebagai contoh, harga semen di beberapa daerah pedalaman bisa mencapai Rp800 ribu per sak. Sementara itu, meskipun bahan bakar minyak menerapkan kebijakan satu harga, di lapangan harganya bisa mendekati Rp30 ribu per liter,” lanjut Gubernur Harum.
Ia juga menyebutkan bahwa dari total 1.038 desa dan kelurahan di Kalimantan Timur, masih terdapat sejumlah wilayah yang belum teraliri listrik, menjadikan kondisi keseharian masyarakat semakin menantang.
“Kondisi-kondisi seperti inilah yang menjadi penyebab kemiskinan di daerah kami,” tegasnya.







