Buka Bimtek Manajemen Risiko, Sekda Hero Dorong Budaya Sadar Risiko di Lingkup Pemerintahan Daerah

oleh -
Penulis: Nur Ainunnisa
Editor: Janif Zulfiqar
Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Hero Mardanus bersama Perwakilan Kepala BPKP Provinsi Kalimantan Timur, R. Gatot Megantoro dan Inspektorat Kota Samarinda melalui H. Mukhlis selaku Inspektur Pembantu Khusus. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa
Sekretaris Daerah Kota Samarinda, Hero Mardanus bersama Perwakilan Kepala BPKP Provinsi Kalimantan Timur, R. Gatot Megantoro dan Inspektorat Kota Samarinda melalui H. Mukhlis selaku Inspektur Pembantu Khusus. Foto: BorneoFlash/Nur Ainunnisa

BorneoFlash.com, SAMARINDA – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda, Hero Mardanus secara resmi membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Risiko Pemerintah Daerah yang mengangkat tema “Membangun Budaya Sadar Risiko, Kunci Tercapainya Tujuan Strategis, Pemerintahan yang Efektif dan Akuntabel.”

 

Hero menyampaikan pentingnya kesadaran akan risiko dalam pelaksanaan setiap pekerjaan di lingkungan pemerintahan. 

 

Ia menekankan bahwa pekerjaan pemerintahan saat ini semakin kompleks dan memerlukan pedoman yang jelas agar risiko-risiko yang mungkin muncul dapat dicegah sejak dini.

 

“Kami di Kota Samarinda sangat mendukung kegiatan ini karena pekerjaan yang ada sekarang bukan makin mudah, justru semakin kompleks. Harus ada rambu-rambu yang diikuti. Lewat manajemen risiko ini kita bisa memetakan dan memitigasi potensi risiko, agar hasil pekerjaan menjadi lebih terarah dan akuntabel,” ujar Hero.

 

Sementara itu, Perwakilan Kepala BPKP Provinsi Kalimantan Timur, R. Gatot Megantoro, mengapresiasi inisiatif Pemkot Samarinda dalam menyelenggarakan Bimtek tersebut. 

 

Menurutnya, penerapan manajemen risiko yang tepat akan sangat membantu pemerintah daerah dalam mencapai tujuan organisasi serta meminimalkan peluang terjadinya kecurangan.

 

“Kami sangat mengapresiasi Pak Sekda dan jajarannya. Ini langkah luar biasa. Bimtek ini melibatkan seluruh OPD, bahkan pejabat struktural yang standby selama tiga hari. Harapannya, pada hari ketiga nanti, setiap OPD sudah memiliki daftar risiko masing-masing yang bisa menjadi acuan dalam penyusunan program ke depan, terlebih saat ini bertepatan dengan periode RPJMD baru,” ungkap Gatot.

 

Inspektorat Kota Samarinda melalui H. Mukhlis selaku Inspektur Pembantu Khusus juga menyampaikan bahwa manajemen risiko akan sangat membantu proses pengawasan dan pemeriksaan di masing-masing OPD.

Baca Juga :  Indonesia Targetkan 1,3 Juta Sapi untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Nasional dan Program Makan Gratis 2025

 

“Kami mengundang semua OPD agar memahami bagaimana kegiatan yang dilakukan tidak mengandung risiko yang merugikan. Output dari kegiatan ini akan memudahkan Inspektorat dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh perangkat daerah,” jelas Mukhlis.

 

Kegiatan Bimtek Manajemen Risiko ini diikuti oleh sekitar 200 peserta dari seluruh OPD di Kota Samarinda, terbagi dalam lima kelas. 

 

Selama tiga hari ke depan, peserta akan mendapatkan materi teori dan praktik penyusunan dokumen manajemen risiko yang ditargetkan selesai dan dapat digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan program kerja tahunan maupun jangka menengah.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.