BorneoFlash.com, LIFESTYLE — Sejak debutnya pada tahun 2008 melalui sosok Tony Stark dalam Iron Man, Marvel Cinematic Universe (MCU) terus berkembang pesat. Pada awalnya, film-film superhero lebih banyak menampilkan aksi spektakuler dan pertempuran besar demi menarik minat penonton.
Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan dinamika sosial, Marvel mulai mengangkat tema yang lebih kompleks, termasuk isu kesehatan mental. Salah satu film terbarunya yang mencerminkan perubahan ini adalah Thunderbolts.
Thunderbolts tidak hanya menghadirkan aksi dan pertarungan seru khas film superhero, tetapi juga menyuguhkan eksplorasi mendalam terhadap kondisi psikologis para tokohnya. Ini membuat film tersebut lebih relevan dengan generasi masa kini yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental.
Pada masa awal MCU, fokus cerita banyak terpusat pada kekuatan fisik dan konflik eksternal. Misalnya, The Avengers (2012) lebih menekankan kekuatan super dan pertarungan besar, dengan penggambaran karakter yang relatif dangkal dari sisi emosional.
Namun, dalam Thunderbolts, pendekatan terhadap karakter menjadi lebih intim dan kompleks. Film ke-36 dalam rangkaian MCU ini menjadi penutup fase 5 dan dirilis di Amerika Serikat pada 2 Mei 2025, serta langsung menarik perhatian para penggemar.
Disutradarai oleh Jake Schreier, film ini menampilkan karakter-karakter yang tidak hanya kuat secara fisik, tapi juga menyimpan luka emosional yang mendalam. Salah satu contohnya adalah Yelena Belova, yang sebelumnya tampil di Black Widow (2021). Di Thunderbolts, latar belakang emosionalnya lebih diulas, termasuk trauma masa lalu, kehilangan, dan rasa keterasingan.
Yelena digambarkan bukan hanya sebagai pejuang tangguh, tetapi juga individu yang masih mencoba pulih dari luka batin yang belum sembuh.
Salah satu kekuatan utama film ini adalah penekanan pada isu kesehatan mental. Generasi kini, yang semakin terbuka membahas masalah psikologis, merasa terwakili oleh karakter-karakter yang tidak hanya berhadapan dengan musuh dari luar, tetapi juga pergulatan batin mereka sendiri.
Contohnya terlihat jelas pada Ghost (Ava Starr), karakter dari Ant-Man and the Wasp (2018), yang mengalami penderitaan fisik dan mental akibat eksperimen yang gagal. Ghost bukan hanya sosok antagonis, tetapi juga individu yang berjuang mencari ketenangan batin, mencerminkan gangguan seperti kecemasan dan depresi.
Red Guardian (Alexei Shostakov), karakter dari Black Widow, juga menunjukkan sisi manusiawi dengan trauma akibat masa lalunya yang terisolasi dan kehilangan relasi keluarga. Di balik sikap jenaka dan kuatnya, tersembunyi kesedihan mendalam yang mencerminkan betapa pentingnya penyembuhan emosional.
Lebih dari sekadar konflik batin, Thunderbolts juga menekankan pentingnya dukungan antar karakter dalam proses penyembuhan.