BorneoFlash.com, SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus memperkuat komitmennya dalam merancang arah pembangunan daerah melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2026.
Dalam kegiatan yang berlangsung di Gedung Bapperida Samarinda pada Kamis (10/4/2025) lalu, fokus pembahasan tak hanya berkisar pada penanggulangan banjir dan peningkatan layanan air bersih, tetapi juga mengarah pada upaya penguatan sektor pertanian sebagai pilar ketahanan pangan.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan pangan merupakan salah satu prioritas utama pemerintah daerah.
Ia mengungkapkan, berdasarkan data dari Bulog, kebutuhan beras masyarakat Samarinda diperkirakan mencapai 170 hingga 180 ton per bulan. Namun, hasil perhitungan internal Pemkot menunjukkan angka yang lebih tinggi.
“Dari evaluasi kami, kebutuhan beras warga Samarinda per bulan sebenarnya bisa mencapai 210 ton. Ini menjadi dasar penting untuk merumuskan kebijakan yang lebih konkret dalam mencapai kemandirian pangan,” ujar Andi Harun.
Ia menambahkan, hingga saat ini lebih dari 70 persen kebutuhan beras Kota Samarinda masih dipenuhi dari luar daerah, terutama dari Sulawesi dan Jawa Timur.
Ketergantungan tersebut membuat daerah rawan terhadap gangguan distribusi jika terjadi kegagalan panen di wilayah pemasok.
“Ketika daerah penghasil menghadapi kendala, maka distribusi ke Samarinda bahkan Kalimantan Timur secara keseluruhan dapat terganggu. Oleh karena itu, swasembada pangan menjadi solusi yang harus segera diwujudkan,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Pemkot Samarinda tengah merancang pengembangan lahan pertanian secara bertahap.
Menurutnya, satu hektare lahan dapat menghasilkan sekitar 7 hingga 8 ton beras.