Gang Sempit Jadi Tantangan dalam Penanganan Kebakaran di Karang Bugis

oleh -
Penulis: Niken Sulastri
Editor: Janif Zulfiqar
Kebakaran yang terjadi di kawasan Karang Bugis, Kelurahan Karang Jati, Kota Balikpapan, pada Jumat (28/3/2025). Foto: BorneoFlash/IST
Kebakaran yang terjadi di kawasan Karang Bugis, Kelurahan Karang Jati, Kota Balikpapan, pada Jumat (28/3/2025). Foto: BorneoFlash/IST

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Kebakaran yang terjadi di kawasan Karang Bugis, Kelurahan Karang Jati, Kota Balikpapan, pada Jumat (28/3/2025) tidak hanya menghanguskan tiga rumah dan menyebabkan satu rumah terdampak, tetapi juga menyoroti tantangan penanganan kebakaran di lingkungan dengan akses terbatas.

 

Tim pemadam kebakaran mengalami kendala dalam menjangkau titik api karena lokasi kejadian berada di gang sempit. Namun, hal ini tidak mematahkan semangat para petugas dalam memadamkan kebakaran.

 

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, Usman Ali, pihaknya harus menarik hingga 10 selang agar air bisa mencapai titik kebakaran. 

 

“Gang-gang sempit seperti ini menyulitkan kami untuk membawa peralatan dengan cepat, sehingga pemadaman membutuhkan upaya ekstra,” jelasnya.

 

Meskipun begitu, kerja sama antara pemadam kebakaran, personel TNI-Polri, dan warga setempat berhasil membantu mengendalikan api dalam waktu 30 menit, dengan pendinginan selama 30 menit berikutnya.

 

Kondisi lingkungan yang padat dan minim akses kendaraan pemadam kebakaran menjadi faktor utama yang membuat kebakaran di Karang Bugis berisiko menyebar lebih luas.

 

“Kami berharap ke depan, ada kebijakan terkait mitigasi kebakaran di kawasan padat penduduk, termasuk pembuatan jalur evakuasi atau titik air yang lebih mudah diakses,” tambah Usman.

Kebakaran yang terjadi di kawasan Karang Bugis, Kelurahan Karang Jati, Kota Balikpapan, pada Jumat (28/3/2025). Foto: BorneoFlash/IST
Kebakaran yang terjadi di kawasan Karang Bugis, Kelurahan Karang Jati, Kota Balikpapan, pada Jumat (28/3/2025). Foto: BorneoFlash/IST

BPBD juga mengingatkan bahwa risiko kebakaran semakin meningkat selama Ramadan karena meningkatnya aktivitas memasak. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan listrik dan gas.

 

Selain itu, pemerintah diharapkan dapat mengkaji ulang tata ruang dan sistem mitigasi kebakaran di kawasan permukiman padat, agar kejadian serupa tidak berulang dengan dampak yang lebih besar.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.