Sementara itu, Gubernur Rudy Mas’ud menyatakan keprihatinannya atas tingginya angka stunting dan TBC di wilayahnya.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Kalimantan Timur kaya akan sumber daya alam dan memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang besar, kesejahteraan masyarakat setempat belum sepenuhnya tercapai.
“Karena itu, penanganan TBC harus dilakukan secara bersama-sama. Deteksi dini sangat penting untuk mengurangi penyebaran penyakit menular seperti TBC,” ujar Rudy Mas’ud.
Ia menambahkan bahwa sistem peringatan dini atau early warning system perlu segera diterapkan, terutama untuk anak-anak yang mengalami stunting dan penderita penyakit menular seperti TBC.
“Ini sangat berbahaya, apalagi mengingat daerah kita adalah penghasil sumber daya alam,” jelasnya.
Gubernur Rudy Mas’ud juga mengungkapkan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Kesehatan telah menerapkan strategi 3T dalam penanggulangan TBC, yang meliputi:
- Tes: Melakukan skrining awal untuk mendeteksi penderita lebih cepat.
- Telusur: Melakukan pelacakan kontak erat untuk memastikan penyebaran penyakit dapat dikendalikan.
- Terapi: Memberikan pengobatan yang tepat bagi penderita yang terdiagnosis.
“Masih banyak yang perlu kita benahi, kolaborasikan, dan bangun agar layanan kesehatan ini dapat menjangkau seluruh masyarakat, baik yang berada di kota, pedalaman, desa, maupun daerah terpencil,” tambahnya.
Rudy menegaskan semua rakyat Kalimantan Timur berhak untuk sejahtera. (*)