Selain itu, hasil evaluasi selama 12 hari pasca-insiden menunjukkan bahwa lalu lintas diatas jembatan masih relatif aman, meskipun terdapat kekhawatiran dari masyarakat.
“Kami akan menjadikan hasil evaluasi ini sebagai bahan pertimbangan untuk penutupan pada 3 dan 4 Maret mendatang. Rekayasa lalu lintas yang diterapkan harus lebih efektif, karena jika langsung menutup jembatan tanpa alternatif yang tepat, akan sangat sulit untuk mengelola arus kendaraan,” tambahnya.
La Ode Prasetyo juga menegaskan bahwa pada tanggal 3 Maret, Jembatan Mahakam Lama akan kembali ditutup untuk audit oleh Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ).
Namun, hingga saat ini, rekayasa lalu lintas yang akan diterapkan setelahnya masih dalam tahap pembahasan dengan para pemangku kepentingan.

“Kami akan mendiskusikan kembali dengan stakeholder terkait mengenai skema rekayasa lalu lintas selanjutnya. Akan ada pola baru yang diterapkan untuk mengurangi dampak kemacetan,” katanya.
Sementara itu, untuk akhir pekan ini, Sabtu dan Minggu, arus lalu lintas di Jembatan Mahakam Lama akan berjalan seperti biasa hingga ada keputusan lebih lanjut dalam rapat koordinasi bersama pemerintah kota dan provinsi.
Sebelumnya, Jembatan Mahakam Lama sempat ditutup beberapa jam untuk investigasi keamanan setelah insiden tabrakan tongkang bermuatan kayu terhadap salah satu pilar jembatan pada 16 Februari 2025.