Pada pertemuan ini, PHSS memaparkan berbagai upaya Perusahaan dalam mendukung produksi migas nasional melalui berbagai terobosan dan inisiatif, antara lain rencana pengeboran sumur pengembangan sebanyak 40–60 sumur per tahun, well intervention dengan sekitar 3.000 pekerjaan per tahun, dan efisiensi sistem kompresi gas.
Selain itu, PHSS menerapkan sinergi borderless dengan wilayah kerja (WK) lain di bawah pengelolaan Zona 9 Subholding Pertamina berkaitan program-program terkait operasi maupun eksplorasi dan pengembangan.
Menanggapi pertanyaan terkait laporan masyarakat mengenai kejadian gagal panen kerang dara di Desa Tanjung Limau, Kecamatan Muara Badak, PHSS menyampaikan keprihatinan atas kejadian pada musim hujan kali ini dan memahami kesulitan yang dirasakan oleh masyarakat yang terdampak di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Selain itu, Perusahaan menghormati dan mendukung sepenuhnya kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah dalam menanggapi kejadian tersebut, serta berharap kerja sama yang erat dari seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung langkah-langkah yang sedang dijalankan serta keputusan yang akan diambil oleh pemerintah.
Sebagai operator aset hulu migas milik negara, PHSS memiliki amanah untuk menjaga kelancaran operasi dan produksi migas sebagai objek vital nasional demi ketahanan energi.

Oleh karena itu, PHSS mengimbau seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan keselamatan fasilitas obvitnas ini demi kelangsungan operasi dan produksi migas yang berperan penting dalam mendukung kebijakan swasembada energi Indonesia.
Perusahaan berkomitmen untuk terus menjalankan operasi hulu migas yang selamat, andal, dan patuh terhadap seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. (*)