Predator Reynhard Sinaga Jadi Target Penyerangan di Penjara Inggris 

oleh -
Editor: Ardiansyah
Reynhard Sinaga. Foto: IST/BBC Magazine
Reynhard Sinaga. Foto: IST/BBC Magazine

Hakim Suzanne Goddard dalam putusannya menggambarkan Reynhard sebagai “predator seksual setan” yang “tidak akan pernah aman untuk dibebaskan.”

 

Kasus Reynhard terungkap pada 2017 ketika salah satu korban berhasil melawan dan melarikan diri dari apartemennya. Korban juga membawa telepon genggam Reynhard yang kemudian menjadi bukti utama dalam pengungkapan kasus ini. Polisi menemukan 3,29 terabyte konten grafis berisi rekaman aksi kejahatan Reynhard, yang disebut setara dengan 250 DVD.  

 

Reynhard dan Dukungan KBRI

Reynhard yang tiba di Inggris pada 2007 sebagai pelajar berhasil meraih dua gelar sosiologi dari Universitas Manchester. Namun, perilakunya yang keji telah mencoreng namanya di kancah internasional.  

 

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui KBRI London telah menangani kasus ini sejak 2017 hingga 2020. 

 

“KBRI London telah melakukan penanganan kasus WNI atas nama Reynhard Tambos Maruli Tua Sinaga sejak 2017-2020,” jelas Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Judha Nugraha, dalam keterangannya.  

 

Insiden serangan di penjara ini menambah panjang babak kelam perjalanan Reynhard di Inggris, sekaligus menggambarkan tantangan yang dihadapinya selama menjalani hukuman. Penjara HMP Wakefield dikenal sebagai fasilitas dengan keamanan maksimum yang menampung narapidana kasus berat, termasuk pelaku kekerasan seksual dan pembunuhan.  

 

Kasus ini kembali menjadi sorotan publik, menegaskan perlunya penanganan serius terhadap pelaku kejahatan seksual dan dampaknya di masyarakat. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.