BorneoFlash.com, SURIAH – Rezim Presiden Bashar al-Assad resmi tumbang setelah kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyatakan keberhasilannya menguasai ibu kota Suriah, Damaskus, pada akhir pekan lalu. Kejatuhan ini menandai titik balik dalam konflik panjang yang telah melanda negara tersebut selama lebih dari satu dekade.
Pemimpin HTS, Abu Mohammed al-Jolani, yang kini menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharaa, menyampaikan pidato kemenangan dengan menyebut penaklukan Damaskus sebagai “momen kebangkitan Suriah.”
Menanggapi perkembangan ini, kelompok Hamas dari Palestina menyampaikan ucapan selamat kepada rakyat Suriah. Dalam pernyataannya yang dirilis melalui AFP dan Al Arabiya, Hamas menyerukan persatuan di tengah perubahan besar ini.
“Hamas mengucapkan selamat kepada saudara-saudara rakyat Suriah atas keberhasilan mereka dalam mencapai aspirasi mereka untuk kebebasan dan keadilan, dan kami menyerukan kepada semua komponen rakyat Suriah untuk menyatukan barisan mereka,” ungkap pernyataan Hamas.
Suriah sebelumnya menjadi bagian integral dari “poros perlawanan” yang dipimpin Iran, bersama dengan Hizbullah dan Hamas, dalam melawan Israel. Namun, konflik regional semakin rumit setelah pecahnya perang antara Hamas dan Israel pada Oktober 2023. Israel, dalam beberapa bulan terakhir, telah meningkatkan serangan udara terhadap target yang dianggap berafiliasi dengan Iran di Suriah.
Kelompok Jihad Islam Palestina (PIJ), melalui Sekretaris Jenderal Jihad al-Nakhalah, mengomentari situasi di Suriah sebagai “urusan internal.” Meski demikian, PIJ berharap Suriah tetap memainkan perannya sebagai pendukung perjuangan Palestina.
“Apa yang terjadi di Suriah adalah urusan Suriah. Kami berharap Suriah akan tetap menjadi pendukung sejati rakyat Palestina dan tujuan mulia mereka, sebagaimana yang selalu terjadi,” ujar al-Nakhalah dalam pernyataannya.
Kejatuhan Damaskus ke tangan HTS menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Suriah. Dengan latar belakang perpecahan antar-kelompok, desakan internasional terhadap stabilitas kawasan, dan pengaruh kuat aliansi regional, perkembangan selanjutnya akan menjadi sorotan dunia. (*)