BorneoFlash.com, JAKARTA – Tren penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhenti hari ini. Situasi politik dalam negeri yang memanas menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pelemahan ini, dengan demonstrasi terjadi di depan Gedung DPR RI.
“Situasi politik yang berkembang saat ini dapat membuat pasar khawatir, terutama jika terjadi demonstrasi besar-besaran untuk menolak upaya DPR menggolkan RUU Pilkada sebagai bentuk perlawanan terhadap keputusan MK,” ujar Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, Kamis (22/8/2024).
Data RTI menunjukkan bahwa pada pukul 11.00 WIB, rupiah melemah 84 poin atau 0,54% ke level Rp 15.564/US$ setelah dibuka di Rp 15.480/US$. Hari ini, rupiah mencapai level tertinggi Rp 15.574 dan level terendah Rp 15.451.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, juga menyebutkan bahwa memanasnya situasi politik di dalam negeri menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor, yang berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.
“Saya optimis Banggar akan menolak keputusan MK. Namun, kekhawatiran tentang potensi demonstrasi yang bisa berujung pada kekacauan adalah salah satu faktor yang menyebabkan rupiah melemah,” kata Ibrahim.
Selain faktor domestik, Ibrahim menjelaskan bahwa pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti gagalnya perundingan antara Hamas dan Israel serta indikasi bahwa investor sedang menunggu rilis data pengangguran di AS yang akan diumumkan nanti malam, di tengah pelemahan ekonomi global.
“Kekhawatiran bahwa krisis ini bisa menyebabkan saham-saham teknologi di AS dan Eropa jatuh menunjukkan bahwa Bank Sentral AS kemungkinan besar akan menurunkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada bulan September,” jelas Ibrahim. (*)