Kepala BGP Provinsi Kaltim, Wiwik Setiawati mengungkapkan kendala yang dihadapi adalah kualitas guru yang ada di IKN sampai sekarang masih tahap intervensi di enam Kecamatan. Sebenarnya BGP Provinsi Kaltim sudah banyak mempunyai program sejak tahun 2023, untuk membantu mengintervensi peningkatan kualitas.
“Kita mulai dari guru paud, karena guru paud ini fase pondasi, kita mau guru paud itu guru handal, berkualitas dan unggul. Tapi secara kondisi di lapangan masih banyak guru paud yang belum sarjana,” katanya.
Wiwik juga menyampaikan bahwa BGP Kaltim sedang mengembangkan sistem pendampingan untuk delapan sekolah yang akan dijadikan Role Model, untuk meminimalisir dampak ketika sekolah swasta di KIPP sudah berfungsi.
“Agar tidak jomplang kualitas pendidikan di dalam KIPP dengan di luar. Jangan sampai mendapatkan kualitas pendidikan yang belum optimal, sehingga sejak sekarang sudah kita intervensi, sudah banyak strategi yang kami lakukan di Kemendikbud,” terangnya.
Deputi Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN, Alimuddin menyampaikan ada beberapa hal yang harus disinkronkan di dunia pendidikan. “Kita masih memberikan layanan yang sama kepada peserta didik. Walaupun setiap anak memiliki bakat dan minat yang berbeda,” imbuhnya.

Oleh karenanya, di IKN ingin mencoba mengungkap ketajaman pendidikan. Yang mana nantinya program yang diterapkan di IKN, agak sedikit bergeser 30 persen dari program merdeka belajar yang saat ini diterapkan. “Kalau biasa-biasa saja kita nggak bisa menjadi contoh daerah lain, jadi harus ada transformasi yang akan kita lakukan kedepannya,” ungkapnya.
Diharapkan, kedepan bisa mencetak generasi penerus yang benar-benar sesuai dengan bakat yang diinginkan. Meskipun memang adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi kendala.
“Apa yang terjadi kalau sumber daya manusia kita rendah, menurut penelitian bahwa pendidikan 53 persen itu diselesaikan oleh guru kita. Ketika anak-anak dipegang dengan guru yang berkualitas, maka 53 persen persoalan pendidikan itu selesai, tinggal pembentukan karakter peserta didik,” ujarnya.




