BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pemuda dan pemudi dari 40 kota di seluruh Indonesia telah berpartisipasi dalam kegiatan Youth City Changer (YCC), yang merupakan bagian dari Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Rakernas APEKSI) ke-17 tahun 2024.
YCC menjadi agenda pembuka dalam rangkaian Rakernas APEKSI yang berlangsung dari tanggal 1 hingga 6 Juni di Kota Balikpapan, dengan berbagai acara yang tersebar di beberapa lokasi.
Kegiatan Youth City Changer (YCC) berlangsung pada tanggal 1-2 Juni 2024. Pada hari pertama, peserta YCC mengikuti Bursa Ide di Hotel Novotel Balikpapan.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan, Ratih Kusuma, menjelaskan bahwa YCC ialah platform pembinaan dan pengembangan kepemimpinan pemuda di tingkat lokal.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan pemuda serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan mereka dalam berbagai bidang,” kata Ratih saat membacakan sambutan dari Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud.
Harapannya adalah agar pemuda Indonesia dapat menjadi agen perubahan dan pembangunan bangsa, dengan karakter yang kuat, wawasan luas, dan semangat nasionalisme. Pemuda mampu jadi penggerak kemajuan daerah dan bangsa.
“Kami menghimbau agar semua peserta mengikuti kegiatan ini dengan semangat dan kesungguhan penuh, untuk belajar, berlatih, dan menjalin pertemanan dengan pemuda dari berbagai kota di Indonesia,” tambahnya.
Harapannya, kegiatan ini dapat berjalan lancar dan sukses, serta menghasilkan pemuda yang berkualitas dan berprestasi.
Ratih juga menyampaikan bahwa selama sesi bursa ide, pemuda dan pemudi mengangkat berbagai isu mulai dari lingkungan, kesejahteraan sosial, dan lainnya.
“Yang menarik adalah, mereka harus mengumpulkan data terlebih dahulu, sehingga bisa mewakili kota masing-masing untuk membahas isu-isu berdasarkan data yang ada, sehingga memberikan solusi yang terukur,” ungkapnya.
Dari isu-isu yang diangkat ini, diharapkan pemuda dapat berkolaborasi dan mempromosikan daerah mereka. “Fokus utamanya adalah pada pembangunan kepemudaan, karena mereka tidak dapat berdiri sendiri. Mereka harus bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat, dan stakeholder lainnya,” jelasnya. (Adv)







