BorneoFlash.com, BALI – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil mereplikasi salah satu program CSR unggulan perusahaan, yakni Program Waste to Energy for Community (Wasteco) yang merupakan pengolahan dan pemanfaatan gas metana dari limbah Lembu Putih (sampah organik) menjadi sumber energi alternatif bagi masyarakat.
Replikasi Program Wasteco dilakukan di Desa Wisata Taro, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali yang telah dimulai sejak Juli 2022.
Dalam kegiatan monitoring and evaluation (monev) Triwulan I 2024 program replikasi ini pada 16-18 Februari 2024 lalu di Desa Taro, Head of Communication Relations & CID PHM Frans Alexander A. Hukom menjelaskan bahwa pengolahan dan pemanfaatan gas metana dari limbah Lembu Putih untuk mendukung aktivitas unit usaha Bumdes di desa wisata tersebut berhasil menghemat biaya sekitar Rp 45 juta per tahun.
“PHM secara rutin melakukan pemantauan dan evaluasi guna mengetahui perkembangan dan manfaat penggunaan metode Wasteco yang digunakan, serta identifikasi apabila ada kendala,” kata Frans.
Kegiatan Monev dilakukan bersama Kepala Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan dan Kepala Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Manggar Balikpapan.
Lebih lanjut Frans mengatakan, pemanfaatan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa gas metana merupakan salah satu kontribusi Perusahaan terkait penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Program Wasteco, yang merupakan kolaborasi PHM dan DLH Kota Balikpapan, turut mendukung ketersediaan akses energi yang lebih terjangkau bagi masyarakat, andal, dan berkelanjutan dari sisi lingkungan.