BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Badan Urusan Logistik (Bulog) Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan stok bahan pangan beras di gudang kurang lebih sebanyak 20 ribu ton.
Stok tersebut diperkirakan mencukupi hingga bulan Juli 2024 dan pihaknya akan menambah stok ketika masa panen raya tiba yang diperkirakan pada awal bulan Maret atau April 2024. Itulah yang disampaikan Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kantor Wilayah Kaltim-Kaltara, Mersi Windrayani kepada media baru-baru ini.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir akan ketersediaan bahan pangan beras. Oleh karenanya memasuki Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah bahan pangan dalam kondisi aman.
Untuk Kota Balikpapan, dari 20 ribu ton beras yang tersedia di gudang Bulog sebanyak 2.500 ton nantinya akan di salurkan ke Pasar Tradisional Pandan Sari sebagai pasar penyeimbang di Kota Balikpapan.
Menanggapi kenaikan harga besar di pasar, Mersi mengakui kenaikan terjadi karena faktor alam yaitu fenomena El-Nino yang mengakibatkan masa panen tertunda. Akan tetapi, kenaikan beras itu terjadi untuk beras premium. “Kami beras medium,” ujarnya.
Beras medium ini menjadi penyeimbang di pasaran dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dari Bulog senilai Rp 11.500 per kilogram. Beras ini akan disalurkan ke pasar tradisional, pasar modern, hingga ke outlet yang tersebar di seluruh wilayah, sehingga masyarakat mempunyai pilihan. “Ada beras premium dan beras medium,” jelas Mersi.
Bulog sangat selektif sebelum menyalurkan beras kepada pedagang, salah satunya dengan memberikan surat pernyataan agar tidak menjual beras medium di atas HET.
Apabila hal tersebut dilanggar maka akan dibekukan kemitraannya. Bulog juga membuka layanan aduan konsumen bila menemukan pedagang menjual beras Bulog di atas HET, sebagai bentuk komitmen Bulog.
Bulog juga bekerja sama dengan dinas terkait untuk menggelar Gerakan Pangan Murah (GPN), sehingga menekan angka inflasi di Kota Balikpapan. “Banyak yang meminta kita mengadakan itu, menjelang ramadhan,” ungkapnya.
Menurutnya, beras Bulog itu identik dengan program Stabilisasi Pangan dan Harga Pangan (SPHP) yang merupakan upaya dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan beras medium yang menjadi pilihan masyarakat.