Kopi: Aroma dan Sejarah Minuman Populer dari Kaldi ke Nusantara

oleh -
Penulis: FAR
Editor: Ardiansyah
Kopi: Aroma dan Sejarah Minuman Populer dari Kaldi ke Nusantara
Kopi: Aroma dan Sejarah Minuman Populer dari Kaldi ke Nusantara

BorneoFlash.com, Kopi, salah satu komoditas perdagangan terbesar di dunia, kini populer dengan tersebarnya banyak kedai kopi di indonesia maupun mancanegara.

Beberapa orang percaya bahwa kopi memiliki banyak manfaat bagi tubuh, mulai dari meningkatkan energi, menurunkan berat badan, hingga mengurangi risiko penyakit jantung.

Namun, apakah Anda mengetahui sejarah dan asal-usul penemuan kopi? Artikel ini akan menjelaskan asal-usul, sejarah, jenis-jenis, dan manfaat kopi untuk kesehatan.

Asal-usul Kopi

Kopi, minuman seduh dari biji panggang Coffea arabica dan Coffea canephora, memiliki asal-usul nama dari kata Belanda “koffie,” yang dipinjam dari Turki “kahve,” dan akhirnya dari Arab “qahwa.” “Qahwa” berasal dari “qahwat al-bun,” artinya “anggur kacang.” Ada juga teori bahwa “kahve” berasal dari Arab “qaha,” yang berarti “tidak nafsu makan,” merujuk pada kemampuan kopi mengurangi rasa lapar.

Sejarah Kopi di Dunia

Kopi ditemukan pertama kali di dataran tinggi Ethiopia pada abad ke-9, yang juga dikenal sebagai Kefa. Konon, seorang penggembala kambing bernama Kaldi menemukan kopi setelah melihat kambing-kambingnya menjadi energik setelah memakan buah kopi. Informasi tentang buah tersebut menyebar ke Timur, mencapai semenanjung Arab, dan memulai perjalanan yang membawa biji kopi ke seluruh dunia.

Kopi di Eropa dan Asia

Kekaisaran Ottoman menyebarkan popularitas kopi di Turki, lalu pedagang Venesia memperkenalkannya ke Eropa dan Asia pada abad XVI dan XVII. Pada akhir abad XVII, pasokan kopi dunia berasal hampir seluruhnya dari provinsi Yaman di Arab selatan. Namun, dengan meningkatnya popularitas, tanaman kopi menyebar ke Jawa dan pulau-pulau lain di Indonesia pada abad XVII, serta ke Amerika pada abad XVIII.

Sejarah Kopi di Indonesia

Pada akhir abad XVI, VOC Belanda membawa tanaman kopi Arabika ke Indonesia untuk meruntuhkan monopoli Arab atas perdagangan kopi dunia.

Orang-orang menanamnya di sekitar Batavia (sekarang Jakarta) dan kemudian menyebarkannya ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan Sulawesi.

Baca Juga :  Pertamina Gelar FGD, Ajak Para Pemangku Kepentingan Sinergikan Program TJSL

Perkebunan kopi mendorong perkembangan infrastruktur di Jawa Tengah pada akhir abad XVIII. Pada akhir abad XIX, perkebunan kopi terserang hama, menyebabkan perubahan varietas dan pengenalan kopi robusta, yang kini menyumbang sekitar 90% produksi kopi nasional.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.