BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Salah satu mitra kerja Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan yakni Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bertugas mengelola Kebun Raya Balikpapan (KRB) yang berada di Jalan Sungai Wain Kilo Meter 15.
Kebun Raya Balikpapan yang merupakan salah satu tempat pariwisata Balikpapan harus lebih ditingkatkan pengelolaannya, sehingga bisa menarik perhatian masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi III DPRD Balikpapan Alwi Al Qadri saat meninjau KRB bersama anggota komisi III DPRD Balikpapan Syarifudin Oddang;Kamaruddin; Nurhadi; Mieke Henny; Jafar Sidik dan Siswanto.
Alwi menuturkan KRB yang memiliki luas sekitar 309 hektar ini harus punya inovasi baru, untuk mengembangkan lokasi ini. “Jadi nggak begini-begini terus setiap tahunnya. Lima tahun kita kesini nanti lima tahun mendatang begini saja,” ucapnya usai peninjauan pada hari Selasa, 5 September 2023.
Memang Dapil Balikpapan Barat mengakui anggaran yang digelontorkan hanya Rp 3 miliar dalam setahun untuk merawat lokasi wisata Balikpapan, termasuk gaji karyawan sebanyak 42 orang. “Rp 3 miliar dalam setahun untuk mengelolah 300 hektar termasuk kecil, belum gaji,” imbuhnya.
KRB ini terdapat wisata camping, tanaman langkah dan lainnya dan tempat ini biasa dijadikan tempat edukasi. Pihaknya harus bisa menarik masyarakat supaya mengetahui bahwa tidak hanya di kota yang memiliki pariwisata. “Ini salah satu aset pemkot yang harus kita lestarikan. Apalagi Kota Balikpapan menjadi gerbang Ibu Kota Negara sehingga menjadi andalan Kota Balikpapan,” ungkapnya.
Disisi lain, KRB ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Balikpapan. Untuk itu, DLH harus tingkatkan. “Kalau memang butuh anggaran ngomong. Kita akan perjuangkan bersama-sama,” terangnya.
Kepala UPTD Kebun Raya Balikpapan DLH Balikpapan, Lukman Riyadi mengatakan dewan mendorong adanya retribusi, sehingga dapat menunjang PAD Kota Balikpapan selain dari Pantai Manggar. “Kita sedang melalui proses tahapan,” ungkapnya.
Selain itu juga, Dewan meminta inovasi kedepan untuk beberapa fasilitas sehingga mendorong masyarakat datang ke KRB seperti bus wisata, tempat camping berbasis hutan alami, outbond atau beberapa edukasi ke jalur hutan yang tidak ditemui di tempat lain. “Dewan bisa memfasilitasi dengan beberapa fasilitas tadi supaya mengembangkan Kebun Raya Balikpapan,” katanya.
Pengujung per tahun rata-rata 50-60 ribu yang datang ke KRB secara berkelompok seperti gathering maupun kegiatan edukasi “Kita berharap semakin banyak wisatawan yang lebih menikmati umum. Mudah-mudahan Kebun Raya semakin diminati dengan kunjungan masyarakat,” sebutnya.
Kebun Raya Balikpapan yang dikelola seluas 20 hektar dari 309 hektar, memiliki potensi untuk membuka dan mengembangkan yang lebih besar. Tidak semua kota itu memiliki kebun raya. “Harapannya kebun raya hidup ratusan tahun. Pemkot sangat peduli dengan konservasi tanaman, terbukti ini sudah hampir 17 tahun berdiri,” ungkapnya.