BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Ketersedian stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Balikpapan dari segala golongan darah menipis, dikarenakan banyaknya kebutuhan rumah sakit di Balikpapan seperti RSKD, Rumah Sakit Ibu dan Anak, Rumah Sakit Pertamina. Bahkan, Rumah Sakit Luar Daerah yakni di Kabupaten PPU dan Kecamatan Samboja yang sangat membutuhkan transfusi darah.
Hal inilah yang disampaikan Ketua PMI Balikpapan, Dyah Muryani disela-sela perayaan HUT ke 5 Relawan Donor Darah Balikpapan (RDDB) dan HUT ke 78 Kemerdekaan Republik Indonesia, di Kantor PMI Balikpapan pada hari Sabtu (5/8/2023).
Meskipun menipis, stok golongan darah di PMI tidak sampai habis, karena para pendonor yang masih belum mendonorkan juga masih banyak. Darah disimpan tidak bisa terlalu lama, darah itu akan kadaluarsa dalam 35 hari sehingga sebelum 35 hari harus segera didistribusikan.
PMI mengantisipasi stok darah agar tidak kosong dengan berbagai upaya yakni PMI bekerja sama dengan para RDDB.
“Ini adalah satu relawan yang sangat bermanfaat bagi PMI khususnya dan Rumah Sakit. Mereka membuat group whatsapp untuk sukarelawan donor darah, yang selalu membagikan kegiatan seputar lokasi donor darah. Ini sangat membantu sekali,” jelasnya kepada awak media.
Tak hanya itu, PMI melakukan donor darah secara mobile setiap harinya. Dengan menarget setiap hari minimal 50 pendonor.
“Kami keliling untuk mengambil darah di perusahaan, karena kami sudah ada pendonor tetap. Kami menargetkan minimal 50 orang calon pendonor, yang tercapai biasanya 25 persen, karena biasa ada yang bermasalah seperti tensi tinggi, sedang sakit dan lainnya,” terangnya.
Ada Pula pendonor yang setia datang sendiri ke Kantor PMI untuk mendonorkan darahnya. “Dari situ stok donor darah bisa terpenuhi,” ucapnya.
Biasanya ketersediaan stok darah yang sedikit adalah golongan darah AB, karena golongan darah ini memang jarang dibutuhkan. Yang paling banyak dibutuhkan adalah golongan darah A, B dan O. “Yang banyak itu A, B dan O,” ungkapnya.