Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Balikpapan, dr Ratih Kusuma mengungkapkan bahwa dari hasil evaluasi tahun 2022, pariwisata di Kota Balikpapan dari target kunjungan sekitar 1.200 juta menjadi 1.789 juta di akhir Desember 2022. “Peningkatannya hampir kurang lebih 45 persen, apalagi sekarang ya,” ucapnya.
Sesuai dengan program prioritas Kota Balikpapan yaitu Balikpapan sebagai kota MICE. Tentunya, kegiatan nasional maupun internasional banyak diselenggarakan di Kota Balikpapan. “Hal ini menjadi PR, untuk bisa mengajak mereka melihat wisata-wisata yang ada di Balikpapan. Menjadi tugas kami untuk mendata kondisi pariwisata di Kota Balikpapan,” jelasnya.
Pihaknya akan memotret segmentasi pariwisata di Kota Balikpapan, karena tidak menutup kemungkinan sekarang saja sudah 10.000 ribu orang bekerja di IKN. “Hilingnya (liburan,Red) mereka itu hari Jumat Sabtu Minggu kemana. Kami harus bersiap, paling yang terdekat Balikpapan, Samarinda, Kukar. Ini yang menjadi pembahasan kami,” ungkapnya.
Pihaknya juga memotret Balikpapan itu sendiri di enam Kecamatan di Kota Balikpapan. Wisata apa saja yang ada baik wisata buatan, wisata bahari, wisata belanja, wisata sejarah, wisata alam dan lain-lain.
“Kami melihat wisata yang ada di Kota Balikpapan yang memang sekarang lagi waiting list-nya tinggi, mereka ingin menyusuri Teluk Balikpapan dengan perahu. Apapun itu mereka bisa menikmati di kawasan Teluk, sehingga kami memang sudah launching wisata bahari tetapi kami terus melakukan inovasi-inovasi terhadap perubahan rute-rute yang harus dilalui,” katanya.
Banyak hal yang sudah dipersiapkan untuk terus mengembangkan pariwisata di Kota Balikpapan, mulai dari pengembangan lokasi wisata, transportasi, peningkatan kapasitas untuk informasi, pengembangan UMKM, pengembangan jasa usaha termasuk peningkatan Sumber Daya Manusia dengan melakukan pelatihan, yang nantinya diupayakan bisa tersertifikasi.
Akademisi Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Pariwisata, I Wayan Lanang mengungkapkan, tema pengembangan pariwisata Kaltim itu sudah disepakati melalui Perda tentang Pariwisata. “Namun tidak juga semata-mata kita berbicara mengenai pariwisata karena ada beberapa daerah yang tidak bisa dipaksakan,” katanya.

Balikpapan sebagai pintu gerbang IKN, harus mempersiapkan peningkatan kualitas baik kualitas SDM maupun kualitas data tarik. “Kalau saya melihat dari kacamata akademis, kita masih mempunyai challenge (tantangan,red) untuk meningkatkan kapasitas SDM kita dibidang jasa pariwisata, jasa pelayanan. Di Balikpapan sudah mendekati seperti di Jawa dan Bali. Berbeda dengan daerah lain di Kaltim,” sebutnya.
Dengan adanya IKN, Kaltim mendapatkan berkah karena banyak orang datang ke IKN dengan berbagai keperluan dan industri pariwisata menjadi industri menggaet waktu luang yang dimiliki untuk mengeluarkan uang yang datang ke IKN.
“Saya yakin orang banyak berkepentingan ke IKN, Balikpapan dan PPU adalah kawasan penyangga yang terdekat akan mendapatkan berkah atas waktu luang yang dimiliki mereka. Kita harus siapkan,” imbuhnya.







