“Kami membuat taman buatan dengan tema kumpulan tanaman anggrek (Orchidaceae) yang dikonservasi secara ex-situ atau di luar habitat asli,” ungkap Djudjuwanto.
Lebih lanjut, Djudjuwanto menambahkan bahwa melalui program ini, selain menjadi lokasi konservasi anggrek, taman tematik orchidarium akan dijadikan pusat wisata edukasi anggrek, khususnya anggrek Kalimantan, dan menjadi sarana belajar dan pariwisata untuk masyarakat sekitar.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kebun Raya Balikpapan, Lukman Riyadi, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi dalam menggelar seminar nasional ini dan menjelaskan peran KRB sebagai garda terdepan, dalam kegiatan konservasi keanekaragaman hayati di Kalimantan, khususnya tanaman anggrek.

Menurut Lukman, melalui kegiatan eksplorasi program Orchidarium ini, KRB berhasil meningkatkan 90 koleksi baru spesies anggrek yang belum ada dalam koleksi Kebun Raya Balikpapan menjadi 202 spesies.
“Adapun untuk pelaksanaan program pada tahun 2023, kegiatan akan berfokus pada pembangunan fisik taman seperti amphiteater, jembatan kayu, bangku taman dan infrastruktur lainnya,” pungkasnya.