BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Gerhana Matahari Hibrid yang terjadi di Kota Balikpapan hanya Gerhana Matahari Sebagian (GMS), karena hanya 60 persen matahari yang tertutup dengan bulan. Yang 100 persen terjadi Gerhana Matahari Hibrid di wilayah Papua dan Ambon.
Hal ini yang diungkapkan Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Balikpapan, Rasmid saat melakukan pengamatan Gerhana Matahari Hibrid, di Balikpapan Islamic Center (BIC) kepada awak media pada hari Kamis (20/4/2023).
Gerhana Matahari Hibrid merupakan dua fenomena yakni gerhana matahari cincin dan gerhana matahari total.

“Untuk wilayah Balikpapan awal masuk Gerhana Matahari pukul 10:48 Wita dan puncaknya pukul 12:15 WITA. Berakhir pukul 13:43 WITA, sehingga Gerhana Matahari terjadi dengan jangka waktu dua jam 56 menit,” ucapnya.
Sejak 2005 Gerhana Matahari Hibrid baru muncul kembali di tahun 2023, artinya selama 18 tahun fenomena Gerhana Matahari Hibrid terjadi.
Meskipun, pengamatan gerhana matahari Kota Balikpapan tidak bisa berjalan naik dikarenakan faktor cuaca hujan.
Rasmid mengimbau kepada masyarakat yang ingin melihat gerhana matahari harus menggunakan kacamata filter (khusus).

“Jangan melihat langsung ke matahari saat proses gerhana matahari terjadi, karena akan membahayakan mata,” ucapnya.
Bagi masyarakat yang ingin melihat dapat mengakses live streaming BMKG pusat melalui website BMKG. Wilayah seluruh Indonesia dapat diakses di website tersebut. “Hampir sekitar 38 titik mengamati gerhana matahari,” ujar Rasmid.