BorneoFlash.com, JAKARTA – Nasib pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang mengucapkan kata-kata kasar di Twitter terhadap pengguna lain akan ditentukan hari ini. Pria bernama Widy Heriyanto akan dipanggil oleh unit kepatuhan internal.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan bahwa Widy akan menerima hukuman disiplin karena perbuatannya itu. Meski begitu, bentuk hukuman disiplinnya akan ditentukan setelah ia diperiksa.
“Lagi diproses ya. Kita ada mekanismenya tapi akan kita kasih hukuman disiplin,” ucap Askolani saat ditemui di kawasan DPR, Jakarta, seperti dikutip Selasa (28/3/2023).
Menurut Askolani, Widy telah mengakui bahwa perbuatannya yang melontarkan kata-kata kasar dan merendahkan pengguna Twitter lain adalah salah. Oleh karena itu, unit kepatuhan internal DJBC akan memberikan sanksi.
“Jadi diperiksa oleh kepatuhan internal, kan kita harus ikuti mekanisme. Tapi dia sudah mengaku salah dan akan kita lakukan hukuman disiplin,” ucap Askolani.
Dilansir BorneoFlash.com Melalui CNBC Indonesia Widy Heriyanto melontarkan cuitan kasar ketika ada orang yang menceritakan pengalaman tidak menyenangkan dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Kris Antoni, seorang pengguna Twitter, bercerita bahwa pada 2013 dia menang penghargaan di San Francisco, namun setibanya di Indonesia, pialanya dikenakan pajak lebih dari Rp 1 juta.
“Waktu 2013 @togeproductions menang award Flash Game Summit di San Francisco, tapi karena kita nggak bisa pergi terima award-nya jadi pialanya dikirim ke Indonesia. Sampai di Jakarta pialanya kena pajak bea cukai Rp 1 juta lebih,” kata Kris Antoni dengan akun @kerissakti.
Kris Antoni diketahui sebagai seorang pengembang game. Hadiah berbentuk piala dari luar negeri pun tak hanya sekali diterimanya dan dikatakan selalu kena pajak bea cukai.
“Mau protes cuma dibilang ‘barang yang diimpor mau beli atau gift gratis tetap kena pajak’. Gratis kena pajak tuh gimana? Karena orang awam nggak ngerti apa-apa, kita iya-iya aja. Selama 2011-2013 kita menang award tiga tahun berturut-turut di Amrik. Ya bayangin aja pajaknya berapa,” tuturnya.
Cerita tersebut kemudian dibalas oleh Widy Heriyanto yang menilai Kris Antoni tidak tahu aturan pajak barang masuk dari luar negeri ke Indonesia. Pengembang game itu dibilang hanya banyak bicara tanpa membaca regulasi terlebih dahulu.
“Sebelum lo ngetwit, mending belajar dulu deh ketentuan impor itu gimana. Kalo sekarang kan jadinya lo bacot tapi minim literasi peraturan,” cuit @wadawidy membalas keluhan Kris Antoni. Kutipan sudah disesuaikan dengan ejaan yang benar.
“2013 kejadian, sampai sekarang masa nggak pernah baca. Baca dulu dong, jangan cuma ngeluh tapi lo nya juga nggak cari tahu. Nggak perlu jadi (pegawai) Bea Cukai buat ngasih paham ‘barang impor ya wajib bayar pajak impor’ dan jangan menggeneralisir case lo dengan bawa ‘WNI se-Indonesia komplain”, tambahnya.
Sebelum akunnya digembok, Widy Heriyanto sempat beradu argumen dengan warganet lain yang membela Kris Antoni. Mereka yang membela ia sebut sebagai babu. “Para babu sibuk belain tuannya”. “Ciee babunya datang,” ujar @wadawidy.