“Kita menyoroti perbaikan jalan bundaran Karang Anyar yang tidak diselesaikan sehingga mengganggu keselamatan pengendara terutama pengendara bermotor, mengganggu estetika kota,” ucapnya kepada awak media.
Jalan ini kalau hujan berlumpur dan kalau panas berdebu. Masa harus menunggu proyek RDMP ini selesai baru jalan ini diperbaiki. “Kan kasihan masyarakat yang terimbas dampaknya,” seru Anggota DPRD Daerah Pemilihan Balikpapan Barat.
Kamaruddin mengaku kecewa dengan ketidakpedulian Pertamina dengan lingkungan sekitarnya. Termasuk dengan tugu bundaran Karang Anyar ini, yang telah diubah, sehingga bundaran ini menjadi tugas Pertamina sampai selesai. “Kita minta diperbaiki.Saya sangat kecewa artinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya,” terangnya.
Apalagi Kota Balikpapan ini terkenal dengan kebersihan lingkungan, jangan hanya karena lingkungan ini prestasi yang diraih Kota Balikpapan menjadi hilang. Meskipun ini jalan wilayah Pertamina tetapi jalan ini digunakan masyarakat umum. “Pertamina jangan hanya bicara K3 di dalam tapi di luar terjadi pembiaran.
Anggota Komisi III DPRD, Syarifuddin Oddang mengaku kecewa dengan melihat jalanan rusak dan berdebu. Meskipun pembangunan yang dilakukan oleh Pertamina merupakan bagian dari negara, tapi disisi lain jangan menimbulkan persoalan baru. Seharusnya dari awal itu sudah ada komitmen bersama dari proyek terhadap lingkungan ini.
“Harusnya ada mobil tangki keliling yang siap menyiram ini agar tidak berdebu. Masyarakat yang jadi imbasnya. Fasilitas jalan jadi rusak parah dan terjadi pembiaran, apalagi ini jalan utama ke Balikpapan Barat,” ungkapnya.
Suwarni sangat merasa khawatir melihat kendaraan bermotor melintasi area ini apalagi pengendara seorang ibu-ibu. Apalagi tempat ini sering sekali dilewati kendaraan besar tanpa melihat waktu.
“Jalan rusak dan berdebu, apalagi masuk ke mata nggak bisa dibayangkan betapa bahayanya ini. Debu ini bisa mengganggu kesehatan masyarakat,” ucapnya.(*)