Kepala SKK Migas Kalsul Azhari Idris menyatakan bahwa kegiatan pembangunan subsea loading line ini adalah penting dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
“Keberlangsungan dan kelancaran produksi dan pengapalan minyak dari Bunyu melalui pipa yang baru ini akan berbuah menjadi pendapatan daerah dalam bentuk bagi hasil migas. Oleh karena itu, bila ada gangguan terhadap pipa tersebut, maka akan memberikan dampak negatif bagi Perusahaan, pemerintah, dan negara,” jelas Azhari.
Azhari menambahkan bahwa dengan target pemerintah sebesar 703 ribu barel per hari di tahun 2022, SKK Migas berharap pembangunan pipa ini menjadi salah satu upaya memastikan kontribusi untuk negara dapat terus dipenuhi.
PT Pertamina EP (PEP) Bunyu Field merupakan bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 yang dinahkodai oleh PHI. Selama 3 tahun terakhir rata-rata produksi minyak PEP Bunyu Field sebesar 5.500 BOPD dan gas bumi sebesar 8 MMSCFD, yang dihasilkan dari struktur Bunyu, Bunyu Nibung dan Bunyu Tapa.
Dalam menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance), PEP Bunyu Field bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.






