Rendi pun merencanakan Masjid Amirulhaq akan dijadikan seperti Masjid Jogokariyan yang berada di Yogyakarta, yang digunakan bukan hanya sebagai pusat kegiatan ibadah tetapi juga menjadi pusat kegiatan umat.
“Masjid Jogokariyan sebagai rule model, bagaimana tata kelola masjid. Tidak hanya untuk syiar, dakwah yang secara konvensional tapi juga dijadikan sebagai pusat membangun ketahanan ekonomi umat,” harapnya.
Tak hanya itu saja, Masjid Amirulhaq juga akan dijadikan Masjid Ramah Anak. Pasalnya, selama ini kegiatan di Masjid kurang memberikan peran anak untuk bisa berinteraksi dengan tempat ibadah. Padahal anak tersebut adalah muslim, seharusnya harus memperkenalkan agama sejak dini.
“Kita akan buatkan ruang itu. Kebetulan secara nasional ada program Rumah Ibadah Ramah Anak. Nanti kita fasilitasi, kita kasih ruang, sehingga kegiatan ibu-ibu yang membawa anak tidak terganggu,” paparnya.
Sebagai informasi, Masjid Amirulhaq yang berukuran 20×20 Meter merupakan hasil design dari Alumni Teknik Sipil Uniba sedangkan interior Masjid diperoleh dari hasil kunjungan Ketua Pembina Yapenti DWK di beberapa Masjid. Bahkan, terdapat dari Masjid Nabawi Madinah.

“Ketika orang masuk ke Masjid ini, mengingatkan kita di Masjid Nabawi,” jelas Rendi.
Berdasarkan pantauan BorneoFlash.com, kegiatan dihadiri perwakilan Forkopimda, Ketua MUI Balikpapan, para dosen dan perwakilan mahasiswa dan mahasiswi Uniba. Mengingat, para undangan terbatas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(BorneoFlash.com/Niken)







