Selain itu juga, pemilihan ini digelar untuk mencari sosok penari yang bisa menginspirasi generasi muda dan generasi ke depan agar bisa melestarikan dan mencintai budaya Indonesia.
“Penari itu tidak sekedar menari tetapi menari itu punya cara,pengetahuan, sikap,” ungkapnya.
Apalagi saat ini, budaya luar negara banyak masuk di negara Indonesia khususnya Kaltim, sehingga berdampak pada anak-anak muda. Melalui kegiatan ini budaya Indonesia khususnya seni tari tetap terjaga.
“Para peserta maupun masyarakat Indonesia khususnya Kaltim tidak berhenti untuk mencintai seni tari, karena di tangan dan bahu mereka perkembangan tari menjadi tanggung jawab mereka sebagai penerus budaya di Indonesia,” serunya.
Ia mengungkapkan, para peserta sebelum memasuki babak grand final mengikuti beberapa tahapan seperti materi pembekalan yakni basic catwalk, manner, olah tubuh, latihan koreografi, seni budaya termasuk interview.
“Ada tiga proses penilaian yang dilakukan saat ini, mulai dari penjurian satu lebih pada teknik menarinya dan penjurian sesi duanya interview, untuk memperdalam si penari terhadap dunia tari. Proses penjurian ketiga Grand Final untuk menentukan enam besar,” paparnya.
Peserta yang mengikuti ini tidak hanya berasal dari sanggar seni tetapi juga peserta yang belajar secara mandiri.
(BorneoFlash.com/Niken)