“Sementara hasilnya masih aman dan belum ditemukan tanda-tanda atau gejala hewan ternak yang terjangkit virus PMK,” serunya.
Pemeriksaan juga dilakukan secara klinis seperti suhu tubuh ternak, karena jika hewan ternak sakit maka akan ada kenaikan suhu tubuh ternak atau demam.
Dengan berkembangnya virus PMK, sesuai instruksi pusat bahwa setiap daerah dilarang melakukan lintas hewan ternak sapi. Selain itu juga, masing-masing daerah diminta memeriksa hewan ternak di daerahnya masing-masing.
“Untuk sementara Kota Balikpapan tidak menerima lalu lintas hewan ternak dari Pulau Jawa,” pintanya.
Salah satu pemilik ternak sapi yakni BK Farm Abduh Kuddu menjelaskan akibat adanya virus PMK ini terpaksa menahan pengiriman sapi sebanyak 30 ekor sapi yang dibelinya dari pulau Jawa.
Padahal, sapi tersebut telah dibeli dengan harga yang cukup mahal hingga ratusan juta. Meskipun sapi-sapi masih tertahan tapi tidak membuat status merugi. Masih ada sapi yang dikelola dan sapi yang dirawat tak satupun bergejala PMK, kondisi hewan dalam keadaan sehat.
Kalaupun terpaksa harus mendatangkan sapi, Abduh lebih memilih mendatangkan dari Sulawesi sebagai alternatif. Walaupun resiko kekurangan sapi bisa saja terjadi, terutama sapi besar. Kalau sapi lokal biasanya dari Sulawesi. “Sapi yang tertahan khusus dari Jawa saja,” imbuhnya.
Diketahui, sapi yang terpapar virus PMK biasanya terdapat lendir di mulut serta berbintik, kuku kakinya pecah-pecah, rusak, bahkan lepas.
(BorneoFlash.com/Niken)