“Dengan tuntutan energi ramah lingkungan sehingga kebutuhan meningkat dan diperlukan pengembangan melalui RDMP,” serunya.
Selain akan menjadi kilang terbesar di Indonesia, kompleksitas di kilang di Balikpapan juga akan meningkat sampai 3 kali lipat, sehingga akan bersaing dengan kilang cilacap yang produksinya terbesar di Indonesia.
Ditetapkan kilang Balikpapan sebagai objek vital nasional, sangat berpengaruh dengan berbagai ancaman bencana, sehingga harus diantisipasi dengan melibatkan masyarakat lokal.
“Selama ini kami sudah berkoordinasi melalui program CSR dengan masyarakat sekitar. Sehingga mereka juga siap bila ada bencana, seperti banjir rob dan sebagainya,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi (Yapenti) Universitas Balikpapan (Uniba) Rendy Ismail menjelaskan pengembangan kilang melalui proyek RDMP diharapkan menyentuh aspek sosial, ekonomi masyarakat Balikpapan.
“Sebanyak Rp 600 triliun akan diinvestasikan dalam program pembangunan ini (RDMP), sama dengan investasi membangun IKN. Kemudian apa dampaknya terhadap masyarakat, ternyata masyarakat lokal tidak cukup terbedayakan,” terangnya.