Sementara itu, patung patung ini dimandikan dengan cara dibersihkan menggunakan air bersih yang sudah dimasukan mawar. Akan tetapi, sebelumnya baju para patung ini dilepaskan untuk digantikan dengan pakaian baru yang identik dengan warna merah. Ciri khas umat Konghucu ketika merayakan Imlek.
Lanjut Hindro menuturkan, saat memandikan patung dewa dewi ini tidak banyak pengurus Klenteng yang datang, tujuannya agar tidak terjadi kerumunan. Sehingga yang memandikan patung dewa dewi hanya beberapa orang saja.
“Di sini ada 13 dewa-dewi utama, di atas juga 13 dewa-dewi. Tapi ada juga patung dewa yang kecil-kecil, itu pengikutnya. Dibersihkan juga,” ungkapnya.
Begitu juga dalam perayaan imlek nanti, pihaknya juga akan menerapkan protokol kesehatan (Prokes), sehingga warga yang datang jumlahnya juga dibatasi. “Ibadah di klenteng, selalu bergantian, jadi jarang terjadi kerumunan,” paparnya.
Terkait Barongsai yang menjadi tradisi dalam perayaan Tahun Baru Imlek, Hindro masih mempertimbangkan untuk menampilkan tarian barongsai pada perayaan nanti. Khawatir akan menimbulkan kerumunan warga sekitar.
(BorneoFlash.com/Niken)