Saat Rapat Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan telah disampaikan tapi sampai saat ini belum ada kejelasan.
“Hampir setahun lalu usulan ini, tapi belum ada pembahasan, hanya berjanji aja. Setelah ditanya kepastian tidak ada yang berani menjawab,” bebernya.
Penutupan jalan yang dilakukan sejak Rabu (26/1/2022) pagi dan akan dibuka setelah adanya perbaikan telah disetujui oleh lima RT setempat. Masyarakat hanya tidak ingin jalan ini semakin rusak dengan kendaraan bermuatan berat melintas di sekitar longsor.
Jafar menceritakan kendaraan bermuatan besar milik kontraktor PT Pertamina saat ini berhenti secara berderet, karena tidak diperbolehkan melintas adanya penutupan jalan.
“Supaya dari sana bisa datang. Kami bisa berkoordinasi dengan pihak Pertamina. Kami tidak mengganggu, silahkan lewat. Kami minta perhatiannya saja,” ungkapnya.
Salah seorang korban longsor Iman Djainuri menyampaikan, pemerintah sering kali melakukan peninjauan di lapangan tetapi belum ada kepastian dalam mengerjakan.
“Kami inginkan Walikota langsung mengatakan longsor ini urgent, darurat yang segera bisa ditangani dengan dana darurat. Nggak usah dianggarkan lagi,” tutupnya.
(BorneoFlash.com/Niken)