35 Desa di Paser Alami Rawan Pangan, Perlu Sinergitas Seluruh Perangkat Daerah 

oleh -
Rapat Koordinasi (Rakor) jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser dalam menangani rawan pangan dalam beberapa wilayah di Paser, yang berlangsung di ruang rapat komplek perkantoran kilometer 5 Tanah Grogot, Kamis (16/12/2021). Foto : BorneoFlash.com/Fitriani.
Rapat Koordinasi (Rakor) jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser dalam menangani rawan pangan dalam beberapa wilayah di Paser, yang berlangsung di ruang rapat komplek perkantoran kilometer 5 Tanah Grogot, Kamis (16/12/2021). Foto : BorneoFlash.com/Fitriani.

BorneoFlash.com, TANA PASER – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Paser menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) penanganan daerah rawan pangan. 

Rakor dibuka oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Paser, diikuti perwakilan setiap perangkat daerah dan para camat. Berlangsung di ruang rapat komplek perkantoran kilometer 5 Tanah Grogot, Kamis (16/12/2021). 

Dikatakan Romif, Pemda berkomitmen memperkuat ketahanan pangan dengan menyediakan kebutuhan pangan sehingga menjadikan SDM yang sehat, aktif, produktif dan berdaya saing. 

“Rakor ini penting dalam rangka menjalin koordinasi antar perangkat daerah untuk mengatasi kerawanan pangan,” kata Romif. 

Menurutnya, Pemda perlu mengantisipasi kerawanan pangan baik yang disebabkan bencana maupun kondisi kronis masyarakat yang diakibatkan kemiskinan dan kondisi infrastruktur yang belum baik. 

Romif berharap dengan pengentasan wilayah rawan pangan yang baik, kualitas SDM Kabupaten Paser semakin baik, sebagaimana visi dan misi Bupati mewujudkan Paser MAS, Kabupaten Paser yang Maju, Adil, dan Sejahtera. 

Hal itu bisa terwujud dengan peningkatan ekonomi di sektor pertanian, pangan, industri, dan penanaman modal, yang telah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021-2026. 

“Untuk pengentasan rawan pangan, bukan hanya tugas Dinas Ketahanan Pangan. Diperlukan sinergitas seluruh perangkat daerah, camat, dan kepala desa. Karena kondisi setiap wilayah berbeda-beda, contohnya akses infrastruktur yang berbeda-beda di setiap desa dan wilayah pesisir,” papar Romif. 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Paser, Taharuddin mengatakan melalui Rakor ini pihaknya berharap memperoleh hasil kualitatif yang terimplementasi dalam penanganan kerawanan pangan secara menyeluruh. 

“Dengan begitu penanganan rawan pangan bisa dilakukan secara tepat, cepat, dan terarah serta berkesinambungan,” katanya. 

Saat ini, terdapat 35 desa yang masuk kategori rawan pangan dari 139 desa dan 5 kelurahan di Kabupaten Paser 

Baca Juga :  Taruna AAL Kunjungi Kodam VI/Mulawarman

“Ada kenaikan, sebelumnya 30 desa dan sekarang menjadi 35 desa rawan pangan. Salah satu hal yang menyebabkan hal itu karena dampak pandemi Covid-19,” papar Taharuddin. 

Terdapat 6 indikator yang membuat sebuah wilayah yang dikategorikan rawan pangan, diantaranya keterbatasan infrastruktur, ketersediaan air bersih, tenaga kesehatan, berkurangnya lahan, dan daya beli masyarakat. 

“Setelah rapat ini, hasilnya berupa program aksi yang akan diimplementasikan dan menjadi kebijakan Bupati Paser,” pungkasnya. 

(BorneoFlash.com/Fitriani)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.