BorneoFlash.com, SENDAWAR – Wakil Bupati Kutai Barat, H. Edyanto Arkan melakukan Sidak di kantor Teknis Instalasi Pengelolaan Air bersih perusahaan daerah air minum (PDAM) Tirta Sendawar yang terletak di Kampung Royoq, Kecamatan Sekolaq Darat, Selasa (16/11/2021).
Dalam sidak tersebut, Wabup Kubar didampingi Kepala Dinas Perhubungan, Rakhmat, Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD), Nopandel dan beberapa rombongan lainnya.
Setibanya di lokasi,H. Edyanto Arkan beserta rombongannya langsung melakukan pengecekan di beberapa instalasi jaringan produksi air PDAM, mulai dari penampungan air bersih yang siap disalurkan ke rumah-rumah warga, hingga pengecekan mesin pompa produksi air sungai mahakam yang akan dijadikan air bersih siap pakai.
Pada kegiatan Sidak yang berlangsung kurang lebih 2 jam itu, Wabup H. Edyanto Arkan memberikan penilaian kinerja para petugas PDAM yang menurutnya selama ini sudah cukup baik, sehingga mampu melayani sebanyak 16 ribu konsumen PDAM yang tersebar di wilayah Kutai Barat.
“Dari PDAM yang kita lihat ini bekerjanya sudah dalam keadaan full speed 90 persen terjadi full capacity sehingga dapat melayani sampai 16 ribu sambungan di Kutai Barat. Ini sungguh luar biasa,” ujarnya.
Akan tetapi, Wakil Bupati dua periode itu menegaskan ada beberapa item yang perlu dievaluasi dan ditingkatkan oleh PDAM.
Seperti kualitas hasil produksi air bersih dan pelayanan kepada masyarakat sangat perlu ditingkatkan, sehingga dapat memberikan rasa kepuasan tersendiri kepada masyarakat pelanggan PDAM.
” Kelayakan ini masih perlu kita benahi dan selalu kita benahi diantaranya kualitasnya semakin kita tingkatkan. Kualitas dalam hal baku mutu yang boleh disalurkan sudah terpenuhi untuk kualitas air bersih yang harus terpenuhi,,” tegasnya.
Selain itu, penggunaan bahan-bahan kimia juga sangat perlu dibenahi dan dievaluasi. Dimana selama ini penggunaannya masih dilakukan secara manual, maka kedepannya harus diotomatisasi.
“Sampai pada pencampuran bahan-bahan kimia yang mereka lakukan itu dilakukan secara bergilir dan teratur. Tetapi kita melihat kalau memang bisa kita upayakan ada otomatisasi yang diatur antara kimia itu secara otomatis tidak manual oleh manusia. Tetapi itu memerlukan investasi yang tidak kecil,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com/Lis)