Selama Pandemi Penyedia Jasa Swab PCR Diperkirakan Untung Hingga Rp 10,56 Triliun

oleh -
Ilustrasi. Seorang karyawan restoran menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Ilustrasi. Seorang karyawan restoran menjalani tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

BorneoFlash.com, JAKARTA – Selama pandemi covid-19 penyedia jasa swab PCR meraih keuntungan besar hingga Rp 10,46 triliun. Hal itu disampaikan Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Wana Alamsyah.

Dia mengatakan hitungan itu berdasarkan jumlah spesimen yang sudah dikumpulkan sebanyak 25.840.025 dikalikan dengan 20 persen profit keuntungan dari harga PCR sebelum diturunkan sebesar Rp 900 ribu per tes.

“Sejak Oktober 2020 – Agustus 2021 penyedia jasa layanan kesehatan untuk tes PCR setidaknya mendapatkan keuntungan 10,46 triliun,” kata Wana dalam diskusi virtual, Jumat (20/8/2021).

“Ini angka yang sangat besar dalam konteks pandemi saat ini ketika sebagian orang sulit mendapatkan pekerjaan tapi kemudian mereka terpapar,” ujarnya.

Sebelumnya Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Abdul Kadir menyatakan,. komponen harga swab PCR terdiri dari pembelian alat, harga reagen, biaya SDM, depresiasi alat, overheat, biaya administrasi, dan margin profit untuk penyedia jasa sebesar 15-20 persen.

“Semua komponen itu kita hitung kemudian kita mendapatkanlah unit costnya, lalu kita tambahkan margin profit untuk swasta itu sekitar 15-20 persen,” kata Abdul dalam jumpa pers virtual, Senin (16/8/2021).

Namun, menurut Wana, penjelasan Abdul Kadir tidak detail menjelaskan harga per komponennya, sehingga tidak ada transparansi yang jelas.”Tidak pernah ada informasi mengenai komponen tarif pemeriksaan PCR, terutama dalam surat edaran dirjen yankes tersebut,” tuturnya.

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135