Pemkab Paser Gandeng 2 Kabupaten Tetangga, Tangani Kasus Penyakit Malaria 

oleh -
Eko Apriyanto, Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Paser. Jumat (30/4/2021). Foto : BorneoFlash.com/Fitriani.
Eko Apriyanto, Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Paser. Jumat (30/4/2021). Foto : BorneoFlash.com/Fitriani.

BorneoFlash.com, TANA PASER – Guna menekan kasus malaria, Pemerintah Kabupaten Paser bekerjasama dengan wilayah tetangga, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. 

Tercatat, kasus malaria di Kabupaten Paser mengalami penurunan, dibanding dengan triwulan pertama 2020 lalu. Jumat (30/4/2021). 

Dimana tiga bulan pertama tahun lalu, mencapai angka 103 kasus, sedangkan, Januari hingga Maret 2021 hanya tercatat 37 kasus. 

Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Paser, Eko Apriyanto mengatakan penanganan malaria ini harus dilakukan bersama. 

“Januari dan Februari ada 14 kasus, kalau Maret sebanyak 9 orang sakit malaria, untuk itu penanganan penyakit malaria ini tidak bisa sendiri saja, karena alur penyebarannya secara umum,” katanya. 

Kasus malaria di Kabupaten Paser lanjutnya, banyak menyasar lingkungan yang dekat dengan hutan, ada belasan desa endemis, beberapa diantaranya Desa Rantau Atas dan Tanjung Pinang. 

Eko menambahkan, dengan adanya kasus malaria, saat ini juga telah dibentuk Pos Malaria Desa (Posmaldes). Yang tersebar di desa endemis. 

Alasan dari dibentuknya Posmaldes, karena penghitungan desa  endemis 1:1000 penduduk. 

“Desa-desa terdekat yang dekat dengan hutan, sangat berpotensi adanya malaria, Kalau perbandingannya 1:1000 penduduk, utamanya desa yang penduduknya kurang dari 1000, namun ada kasus malaria di sana, itu sudah dikatakan desa endemis,” jelas Eko. 

Saat ini lanjutnya, terdapat 14 kader dari Dinkes diterjunkan ke beberapa desa, Tujuannya melakukan deteksi malaria. 

Sementara, jika ditemukan banyak kasus, maka rumah warga langsung disemprot oleh tim Indoor Residual Spraying (IRS). 

“Ini berbeda dengan fogging. Kalau terkait obat malaria, untuk sementara masih Puskesmas namun tidak berada di puskesmas pembantu. Kecuali saat pelaksanaan MBS (Mass Blood Survey) baru diberikan,” tandasnya. 

Baca Juga :  Pekerja Kebun Karet Dapat Sembako dari Kapolresta Balikpapan

(BorneoFlash.com/Fitriani)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.