BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Proyek pengembangan Lapangan Merakes di Wilayah Kerja (WK) East Sepinggan berhasil mengalirkan produksi pertamanya pada Rabu (28/4/2021).
Proyek dengan investasi US$ 1,3 miliar ini, diperkirakan akan menambah produksi gas nasional sebesar 368 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada saat puncak produksi, yang dihasilkan dari 5 sumur yaitu sumur Merakes-3, Merakes-4, Merakes-5, Merakes-6 dan sumur Merakes-7.
Proyek pengembangan Lapangan Merakes merupakan proyek laut dalam di Cekungan Kutai (Kutai Basin) yang berlokasi di Selat Makassar dimana kedalamannya berada sekitar 1.500 meter di bawah permukaan laut.
Pengembangan lapangan Merakes dirancang untuk masa produksi 20 tahun.
Produksi gas dari Lapangan Merakes akan dikumpulkan di manifold bawah laut untuk kemudian dialirkan ke Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang terletak sekitar 45 km dari manifold Merakes.
Selanjutnya, gas tersebut akan diproses di FPU dan dikirim ke Onshore Receiving Facility (ORF) di Senipah melalui jalur pipa ekspor Jangkrik yang telah ada.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengapresiasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Eni East Sepinggan Ltd. sebagai operator wilayah kerja tersebut yang dapat mengawal onstream dengan lancar.
Perjuangan merealisasi proyek ini membutuhkan usaha yang cukup keras karena adanya pandemi Covid-19 yang muncul sejak awal tahun 2020.

“Proyek ini awalnya ditargetkan untuk dapat onstream lebih cepat pada Kuartal III (tiga) 2020, namun ternyata harus sedikit bergeser dari rencana onstream yang tertuang pada persetujuan POD (Plan of Development) ke Kuartal I (satu) 2021. Tetapi kami bersyukur proyek ini dapat direalisasi dan proses onstream-nya berjalan mulus,” kata Dwi, pada saat memberikan sambutan dalam acara Peresmian Proyek Merakes, yang dilaksanakan secara virtual.
Kontribusi produksi dari Lapangan Merakes akan menambah suplai gas untuk Provinsi Kalimantan Timur.
“Sebagian besar akan diprioritaskan untuk konsumen domestik antara lain industri pupuk dan kelistrikan di Kalimantan Timur serta diolah di Kilang Bontang menjadi LNG. Harapan kami, dengan adanya kepastian pasokan suplai gas bagi industri, akan memberikan multiplier effect yang lebih besar bagi perekonomian daerah dan nasional”, jelas Dwi.(*)