BorneoFlash.com, SENDAWAR – Dinas Pertanian Kutai Barat mengharapkan, sedikitnya 5 kelompok tani Peternak Sapi di Kutai Barat dapat memproduksi sapi pedaging untuk pemenuhan daging sapi di Kabupaten Kutai Barat.
Dan secara mandiri dapat menjadi contoh bagi seluruh masyarakat terutama bagi kelompok tani lainnya.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Petrus mengatakan, dengan terbentuknya lima kelompok tani penggemukan sapi yang berada di Linggang Bigung, Keay, Lambing, Muara Lawa dan Bongan. Nanti selama setahun dapat memenuhi kebutuhan 1600 ekor sapi di Kutai Barat.
Diterangkannya bahwa untuk Kutai Barat sendiri masih memerlukan kurang lebih 1600 ekor sapi setiap tahunnya, sementara saat ini hanya tersedia 100-200 ekor sapi, untuk pemenuhan kebutuhan sapi yang didatangkan dari luar Kutai Barat.
Oleh sebab itu dengan adanya kelompok tani tersebut melalui CSR PT Pertamina sudah mendistribusikan bantuan sebesar Rp 2,1 Miliar kepada kelompok tani Maju Jaya Bersama. Dengan dana tersebut dipergunakan kelompok tani untuk membangun fisik kandang, pembelian sapi pejantan yang digemukkan dan pakan sapi serta obat-obatan.
“Ini merupakan tindak-lanjut pelaksanaan MOU Kemitraan Peternak Penggemukkan Sapi Unit Kutai Barat Bersama Koperasi Ternak Berkah Salama Jaya Kalimantan Timur dan PT Pertamina,” beber Kadistan.
Petrus jelaskan bahwa saat ini sudah ada satu kelompok tani yang berjalan, dan empat kelompok lagi masih dalam persiapan/penyelesaian kandang.
“Saat ini memang baru satu kelompok yang berjalan, oleh sebab itu sangat diharapkan empat kelompok tani yang tergabung dalam MoU bisa mempercepat proses pembangunan kandang agar bisa segera diselesaikan,”pesannya.
Dan dari lima kelompok yang ikut dalam MoU kelompok tani Maju Jaya Bersama yang lebih dahulu mendapatkan bantuan, dan dari hasil kunjungan di lapangan kelompok tani tersebut akan membangun kandang tambahan untuk memperluas serta menambah arel pakan/kebun rumput
Lebih lanjut dikatakannya bahwa kelompok tani sudah memiliki manajemen yang lengkap, yakni seperti menimbang sapi setiap hari untuk mengetahui kemajuan berat badan sapi, chopper/mesin pencacah penggiling rumput dan fermentasi rumput serta pelayanan medis.
“Dan hasil dari evaluasi lapangan langsung, dari target 120 ekor sapi yang ada baru 116 ekor jadi masih ada kekurangan 4 ekor sapi yang akan segera dikirim, dan untuk fasilitas sudah memadai dan dibangun sesuai standar. Tetapi hanya perlu pembenahan untuk pemanfaatan limbah untuk dijadikan pupuk organik,” sebutnya didampingi Sapriansyah Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kutai Barat.
Dari sisi kelembagaan kelompok tani tersebut sudah memiliki kekompakan yakni saling bergotong royong membangun kandang, menyediakan pakan dengan penjadualan melakukan pengambilan pakan.
“Kita sangat berharap lima kelompok yang ada bisa berhasil, di luar peternak mandiri sehingga peternak yang ada di kampung-kampung bisa melihat peluang dan bisa bergabung dengan memberikan bibit kepada kelompok tani,” harapnya.
Ditambahkan Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kutai Barat Sapriansyah, program penggemukan sapi ini dapat membuka peluang kepada para petani untuk mengembangkan Hijauan Makanan Ternak (HMT).
“Karena selama ini para petani hanya mengambil rumput untuk pakan ternak, dimana kadar protein kebutuhan makan sangat kecil, jika kita mengembangkan HMT maka petani akan diuntungkan dengan pertumbuhan sapi yang cepat, oleh sebab itu menanam HMT memiliki peluang jika dipotong tumbuh lagi, begitu juga banyak lahan tidur di Kutai Barat yang bisa kita manfaatkan/kontrak untuk menanam HMT,” pungkasnya.
(BorneoFlash.com /Lilis)