Cegah Penyakit Malaria, Pemkab Paser Akan Lakukan Pemeriksaan ke Setiap Daerah 

oleh -
Pemkab Paser dan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran UGM gelar pertemuan terkait diseminasi penanganan malaria, yang berlangsung di ruang Sadurengas Sekretariat Pemerintah Kabupaten Paser. Foto : BorneoFlash.com/Fitriani.
Pemkab Paser dan tim peneliti dari Fakultas Kedokteran UGM gelar pertemuan terkait diseminasi penanganan malaria, yang berlangsung di ruang Sadurengas Sekretariat Pemerintah Kabupaten Paser. Foto : BorneoFlash.com/Fitriani.

BorneoFlash.com, TANA PASER – Pemerintah Kabupaten Paser bersama Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) telah menggelar rapat diseminasi penanganan malaria, di ruang Sadurengas. Rabu (10/3/2021).

Kepala seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) pada Dinas Kesehatan Paser Eko Ariyanto mengatakan kasus malaria paling banyak berasal dari perambah hutan atau orang yang membuka hutan. 

Menurutnya upaya pencegahan penyakit malaria dilakukan melalui skrining plasmodium yang menyebabkan malaria. 

“Misal jika ada yang positif ada plasmodium, sepanjang tidak ada perantara nyamuk tidak masalah,” kata Eko. 

Oleh karena itu sebelum masuk ke hutan, masyarakat sebaiknya melakukan skrining untuk mengetahui plasmodiumnya dalam tubuh. 

“Jika terdeteksi ada plasmodiumnya, harus diberikan pengobatan,” singkatnya. . 

Hal kedua yang dapat dilakukan perambah hutan yaitu setelah keluar dari hutan hendaknya melakukan pemeriksaan laboratorium mikroskopis atau Rapid Diagnosis test (RDT). 

“Jika positif dilakukan pengobatan, dan kelambu dibalikkan ke pos Peminjaman Kelambu Malaria (Jamburia),” kata Eko. 

Lebih lanjut, Eko menjelaskan upaya Pemkab Paser dalam mencegah malaria yaitu dengan melakukan Mass Blood Survey (MBS), yaitu pemeriksaan di daerah yang mengalami peningkatan kasus malaria. 

MBS merupakan pemeriksaan darah kapiler kepada seluruh masyarakat yang ada di suatu daerah. 

“Hal ini efektif dalam penurunan kasus malaria,” terangnya. 

Menurut Eko, terdapat 3 wilayah di Kabupaten Paser yang rentan terjadi penularan malaria yakni Muara Komam, Mendik, dan Kayungo. 

Pemkab Paser melalui Dinas Kesehatan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait penyakit tersebut. 

“Kami akan mensosialisasikannya melalui lintas sektor pada desa yang kasus tinggi,” ujar Eko. 

Selanjutnya penelitian yang telah dilakukan UGM akan menjadi acuan Pemkab Paser dalam meminimalisir malaria. 

Baca Juga :  Anggota Kodim 1006/Martapura Bantu Kejar Target Pembangunan

Untuk kedepan, pihak puskesmas akan memaksimalkan tenaga cros ceker malaria yang ada di laboratorium Kabupaten Paser. 

“Disana kita akan melakukan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) yang merupakan pemeriksaan slide malaria yang diuji silang,” tutup Eko. 

(BorneoFlash.com /Eko)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.