Absen Thomas Uber Tak Berarti Indonesia Kalah Sebelum Perang

oleh -
Indonesia memutuskan mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020.

Risiko dari Aspek Teknis

Sementara itu pelaksanaan Piala Thomas dan Uber 2020 adalah kejuaraan beregu yang hanya berlangsung selama sembilan hari. Dalam situasi pandemi, tentu tiap tim harus memikirkan risiko terburuk, yaitu anggota tim terpapar virus corona.

Sulit untuk sepenuhnya bersikap optimistis saat maju mengikuti turnamen di tengah pandemi corona yang penularannya terhitung mudah.

Bila satu orang pemain terkena virus corona, tentu hal itu langsung menggoyahkan tim, baik dari sisi mental maupun teknis.

Dari sisi mental, tim tersebut bakal harus bisa bermain dengan kondisi mengetahui rekan setimnya terpapar virus corona.

Dari sisi teknis, satu orang positif corona bakal melemahkan kekuatan tim yang hanya bakal berisi 10 orang.

Situasi bakal makin buruk bila menimbang kemungkinan satu kamar penginapan ditempati oleh dua pemain. Selain itu ada aktivitas bersama yang dilakukan sepanjang persiapan tim di lokasi pertandingan.

Begitu satu orang positif corona, ada peluang pemain lain yang ada di tempat tersebut juga menyusul positif corona. Semakin banyak pemain yang terkena corona, tentu kekuatan tim bakal makin pincang dan bahkan sampai pada risiko tak bisa bertanding lantaran kekurangan orang sehat.

Dengan durasi hanya sembilan hari, pemain yang positif corona kemungkinan tak akan bisa tampil lagi dan waktu mereka di sana hanya akan dihabiskan untuk menjalani isolasi atau bahkan perawatan intensif.

Situasi bakal lebih mengecewakan bagi tim bila pemain mereka terkena virus corona di fase akhir turnamen seperti babak semifinal atau final. Belum lagi pernyataan PBSI yang menyebut mereka masih belum paham tata cara BWF tentang pihak yang bertanggung jawab andai ada kasus positif corona di tengah turnamen.

Baca Juga :  Disdag Balikpapan: Persediaan Pasokan Bahan Pangan Aman Hingga Lebaran

Kemungkinan-kemungkinan terburuk itulah yang bakal dihadapi Indonesia bila mengikuti Piala Thomas dan Uber. Patut diingat, Tim Indonesia bakal melalui perjalanan panjang menuju Denmark sehingga ada risiko terpapar di perjalanan sebelum risiko lain terpapar ketika pertandingan.

Indonesia sudah membuat keputusan untuk tidak mengikuti pertandingan. Keputusan itu berdasar suara hati banyak pemain yang resah pada aspek keselamatan dalam persiapan keberangkatan. Keresahan itu yang kemudian jadi dasar bagi PBSI untuk memutuskan pembatalan keikutsertaan.

Indonesia mundur bukan lantaran tak punya persiapan. Indonesia justru memutuskan mundur setelah melakukan persiapan dengan baik sambil terus memantau situasi yang berkembang.

Latihan harian sudah rutin dilakukan dan simulasi telah dijalankan. Saat akhirnya keputusan mundur diambil, itu adalah keputusan yang disuarakan setelah melihat perkembangan terakhir pandemi corona di titik ini.

Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 bukanlah berarti Indonesia kalah sebelum berperang.

Mundur dari Piala Thomas dan Uber 2020 berarti kesadaran bahwa keselamatan dan nyawa pemain-pemain badminton Indonesia di atas segalanya, tak goyah oleh godaan membawa pulang Piala Thomas yang sudah hilang sejak terakhir kali direbut 18 tahun silam.

Sumber : CNNIndonesia

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135