Korban Kebakaran di Melawai, Nenek Maria Toding (60) Kumpulkan Uang Bangun Rumah 20 Tahun

oleh -
Nenek Maria Toding (60) mengungsi di Aula Polsek Pelabuhan Semayang setelah rumahnya terbakar pada Minggu malam kemarin (2/8/2020) bersama puluhan korban lainnya.

BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Nenek Maria Toding (60) merupakan salah satu diantara 48 jiwa yang menjadi korban kebakaran di RT 9 Kelurahan Prapatan depan pantai Melawai Balikpapan pada Minggu malam (2/8/2020).

Nenek yang akrab di sapa Nenek Maria itu menceritakan dirinya seakan mengalami mimpi buruk ketika melihat rumahnya menjadi bulan-bulanan si jago merah.

Kini tempat peristirahatannya bersama dua orang cucunya serta satu orang anak kandungnya itu, kondisinya telah menjadi arang dan terlihat rata dengan tanah.

Tak satupun barang-barang berharga miliknya yang berhasil di selamatkan bahkan saat menyelamatkan diri, nenek Maria justru hanya keluar dengan baju di badan saja.

Nenek Maria menceritakan kisah perjuangan dirinya saat membangun rumahnya itu harus rela bersusah payah jualan jagung bakar dan gorengan selama kurang lebih 20 tahun.

Selama jualan itu, Ia menabung sebanyak Rp 5.000 – 10.000 perhari dari keuntungan hasil jualannya itu untuk membangun rumah.

Bahkan dia mengaku rela makan sekali dalam sehari demi agar tetap konsisten memenuhi target tabungannya.

“Setengah mati kumpul uang sedikit demi sedikit mas, saya jualan macam-macam. Jual sayur jual sanggar. Lama itu mas sekitar 20 tahunan.

Saya kumpulin sedikit demi sedikit buat bangun rumah itu,” kisahnya saat ditemui di Posko penampungan korban kebakaran di Aula Polsek Pelabuhan Semayang Balikpapan, Senin (3/8/2020).

Pasca suaminya meninggal dunia sejak 6 tahun silam, nenek Maria dan anak cucunya bertahan hidup dari hasil jualan.

“Saya kan janda suamiku sudah 6 tahun meninggal. Anak saya dua orang mereka sudah berumah tangga semua cuman yang masih tinggal sama saya satu orang.

Baca Juga :  Ketua DPRD Samarinda Dukung Pengembangan Wisata Polder Air Hitam

Jadi total keseluruhan 5 orang yang tinggal. Saya jadi tulang punggung keluarga di rumah,” lanjutnya.

Kini nenek Maria bersama 1 anaknya dan 3 cucunya tinggal di Posko penampungan korban kebakaran yang disediakan di aula Mapolsek Pelabuhan Semayang.

Dia mengaku harus memulai hidup dari nol lagi untuk mencukupi kebutuhan anak cucunya sembari berharap ada bantuan dari pihak terkait.

“Iya mas dimana lagi tempat untuk bernaung kasian, harus mulai dari nol lagi. Mana corona begini jadinya makin sudah untuk memulai usaha lagi,” katanya.

“Mudah-mudahan aja mas Tuhan masih memberi kita rezeki untuk mencukupi hidup.

Mudahan-mudahan juga ada bantuan dari pemerintah karena cucu saya ini masih sekolah.

Seluruh fasilitas alat belajar mereka gak ada yang bisa diselamatkan. Termasuk Lapotop dan HP,” ujarnya. (*)

Simak berita dan artikel BorneoFlash lainnya di  Google News

banner 700x135

No More Posts Available.

No more pages to load.