BorneoFlash.com – Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dewasa ini dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman. Apalagi dimasa pandemi Covid-19, pemanfaatan teknologi adalah perahu untuk mengarungi derasnya arus kerugian yang diterima.
Pelaku usaha dituntut untuk digitalisasi. Kenapa ini penting? Memasuki Fase II Covid-19 yang biasa disebut tatanan kehidupan normal baru atau new normal, terjadi perubahan pada pola kebiasaan pelanggan yang lebih condong memesan secara daring, yang bisa jadi akan permanen.
Permintaan layanan digital melesat tinggi, seiring dengan pembatasan sosial sebagai norma baru meski setelah aktivitas berjalan. Pun dengan dunia bisnis yang perlu bertransformasi menjadi digital untuk bertahan.
Salah satu UMKM di Balikpapan yang telah merasakan manfaat dari digitalisasi adalah Erwin Ansari. Pria 34 tahun ini adalah pemilik kedai Auss Kah Balikpapan. Ia berkisah membangun bisnis dengan berbekal pengetahuan meracik minuman dingin dari beberapa video yang ia tonton di situs YouTube.
“Kedai Auss Kah ini terbilang cukup
baru yaitu pada awal pandemi sekitar bulan April 2020. Pada awal berdiri, saya hanya bisa mendapatkan
penjualan tidak lebih dari Rp 3,5 juta per harinya. Banyak yang menyarankan untuk saya mendaftar sebagai merchant GrabFood,” ujar Erwin, Selasa (7/7/2020).
Kesempatan itu, tidak ia sia-siakan. Berbekal pengetahuan teknologi ia pelajari, ia mulai mendaftarkan diri sebagai merchant Grab. Berani mencoba, untuk mendapat hasil terbaik, begitu prinsipnya.
Meski akses menuju lokasi usahanya sempat tertutup akibat pembatasan jalan untuk meminimalisir penyebaran virus corona, memanfaatkan platfrom yang didirikan pada Juni 2012 ini, ia tetap mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
“Kini penjualan saya meningkat hingga 110% setiap harinya. Saya juga kini
dibantu oleh karyawan. Senang rasanya bisa membuka lapangan kerja bukan hanya buat diri sendiri, tapi
juga untuk orang lain,” pungkasnya. (*)