Rohim menilai, pengalihan pengelolaan ini harus diikuti dengan langkah nyata agar tidak sekadar menjadi perubahan administratif.
Ia menekankan pentingnya revitalisasi yang berdampak langsung pada ekonomi masyarakat dan wajah pariwisata kota.
“Kita berharap ada hasil konkret dari kebijakan ini. Jangan hanya berganti dinas tanpa perubahan yang terasa. Disporapar harus mampu membangkitkan kembali daya tarik wisata dan ekonomi di Citra Niaga,” tegas Politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Ia juga mengusulkan agar kawasan Citra Niaga dijadikan ruang terbuka bagi ekspresi masyarakat, seperti pementasan seni, festival kuliner, hingga pameran produk kreatif lokal.
Menurutnya, aktivitas tersebut dapat menjadi magnet baru bagi wisatawan dan meningkatkan daya hidup kawasan.
“Ketika kawasan ini aktif dengan kegiatan masyarakat, otomatis wisatawan juga akan datang. Citra Niaga seharusnya menjadi ruang hidup yang menggerakkan ekonomi warga,” ujarnya menambahkan.
Selain penataan fisik, DPRD Samarinda juga menyoroti pentingnya dukungan anggaran dan strategi promosi yang jelas.
Menurut Rohim, keberhasilan pengelolaan pariwisata tidak hanya bergantung pada niat baik, tetapi juga pada perencanaan matang serta investasi yang berkelanjutan.
“Disporapar perlu memiliki peta jalan atau roadmap yang jelas dalam mengembangkan Citra Niaga. Termasuk strategi menarik investor, memperkuat citra kawasan, dan meningkatkan daya tarik wisata di tengah persaingan antar-kota,” katanya.
Ia berharap Pemkot dapat segera melanjutkan program revitalisasi yang sempat direncanakan beberapa tahun lalu, mengingat posisi Citra Niaga yang strategis di pusat kota serta berdekatan dengan kawasan publik lain seperti Tepian Mahakam dan Simpang Pasar Pagi.
“Jika kawasan ini bisa ditata secara terpadu, saya yakin Citra Niaga akan kembali menjadi ikon Samarinda. Itu bukan hal yang sulit jika dikerjakan dengan komitmen dan konsistensi,” pungkasnya.







