BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan melalui Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang (DPPR) meluncurkan Symphoni Tata Ruang Balikpapan, sekaligus menggelar Focus Group Discussion (FGD) II Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (SPPR) jangka pendek dan menengah.
Kegiatan ini berlangsung di Ballroom Novotel Hotel Balikpapan, pada Senin (10/11/2025).
Acara tersebut menjadi langkah strategis Pemkot dalam memastikan seluruh rencana pembangunan kota berjalan selaras dengan tata ruang, sejalan dengan posisi Balikpapan sebagai kota penyangga utama Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sekretaris Daerah ((Sekda) Kota Balikpapan, Muhaimin mengatakan, peluncuran Symphoni Tata Ruang, merupakan bagian dari aksi perubahan Kepala DPPR yang diarahkan untuk menciptakan inovasi bermanfaat bagi pembangunan berkelanjutan kota.
“Program ini dibagi dua tahap jangka pendek dan jangka menengah. Diharapkan dapat menjadi pedoman dalam mendukung pembangunan Balikpapan yang terhubung langsung dengan provinsi maupun IKN,” jelas Muhaimin.

Ia menegaskan, di tengah pesatnya pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, aspek tata ruang tidak boleh diabaikan. Tata ruang menjadi fondasi utama agar setiap pembangunan berjalan tertib, indah, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kita ingin pembangunan di Balikpapan tetap sinkron dari segi waktu, lokasi, dan fungsi. Tata ruang yang baik menjadikan kota lebih teratur, nyaman, dan berdaya saing,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta FGD juga diajak memberikan masukan terhadap penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), khususnya untuk kawasan Balikpapan Utara dan Balikpapan Barat, serta menyiapkan langkah revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang baru disahkan untuk periode 2024–2043.
Muhaimin menjelaskan, salah satu tantangan terbesar dalam sinkronisasi tata ruang adalah penyesuaian dengan proyek-proyek strategis nasional (PSN) yang baru berjalan sejak 2025.
“RTRW kita sudah ditetapkan untuk 20 tahun ke depan, sementara beberapa proyek nasional seperti pembangunan workshop MBG, koperasi Merah Putih, dan sekolah rakyat muncul setelahnya. Maka perlu ada penyesuaian agar PSN bisa berjalan sejalan dengan tata ruang daerah,” paparnya.

Ia menegaskan, dukungan terhadap PSN merupakan keharusan, namun tetap harus mengikuti prinsip tata ruang, agar pembangunan tidak tumpang tindih dan tetap memperhatikan estetika serta kenyamanan kota.
“Tata ruang adalah pedoman utama dalam setiap pembangunan. Jika tata ruangnya tertata, kota akan terlihat indah, nyaman, dan berfungsi sebagaimana mestinya,” tutup Muhaimin.
Adanya peluncuran Symphoni Tata Ruang Balikpapan, Pemkot berharap tercipta harmoni antara pertumbuhan kota, kelestarian lingkungan, dan konektivitas dengan IKN yang menjadikan Balikpapan sebagai kota modern yang tertata dan berwawasan masa depan. (Adv)







