Menurutnya, sosialisasi seperti ini juga menjadi sarana memperkenalkan keberadaan Perhimpunan Bawe Paser Balikpapan, sebagai organisasi yang aktif berkontribusi di bidang sosial dan kemasyarakatan.
Dalam kesempatan itu, Hj. Nurlena juga berinteraksi langsung dengan para orang tua murid PAUD, menanyakan pemahaman mereka tentang stunting. Dari hasil dialog, sebagian besar orang tua sudah mengetahui bahwa stunting terjadi ketika pertumbuhan berat dan tinggi anak tidak sesuai dengan usia.
“Pertumbuhan berat dan tinggi anak tidak sesuai usianya, itu tanda stunting,” ujar Noni, salah satu warga RT 4 Kampung Atas Air saat menjawab pertanyaan Hj. Nurlena.
Lebih lanjut, Hj. Nurlena mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mengatur pola makan anak, terutama di tengah derasnya arus informasi digital.
“Sekarang semua informasi bisa didapat dari YouTube atau media sosial. Gunakan itu untuk menambah wawasan tentang makanan sehat dan bergizi bagi keluarga,” pesannya.

Melalui kegiatan ini, Perhimpunan Bawe Paser Balikpapan berharap dapat menumbuhkan kesadaran, bahwa makanan bergizi bukan hanya kebutuhan harian, tetapi juga investasi masa depan bangsa.
“Perubahan kecil yang kita mulai hari ini bisa membawa dampak besar bagi generasi penerus,” pungkas Hj. Nurlena penuh semangat. (*)





