Langkah ini, menurut Gubernur Rudy, tidak hanya bersifat simbolis, melainkan menjadi bagian dari upaya perubahan kultur yang lebih peduli terhadap lingkungan.
Ia juga berharap seluruh pemangku kepentingan mulai meninjau ulang kebiasaan lama yang tidak ramah lingkungan.
“Kami akan mendorong penggunaan bahan alternatif seperti kertas, atau botol air isi ulang. Tidak harus semuanya dalam kemasan plastik. Kita harus mulai dari sekarang karena ini isu mendesak,”tegas Rudy.
Selain di lingkup pemerintahan, seruan pengurangan plastik juga diarahkan kepada masyarakat umum dan pelaku usaha.
Pemerintah berharap, perubahan perilaku secara kolektif akan memberikan dampak besar dalam menekan jumlah sampah plastik yang mencemari tanah dan perairan di Kalimantan Timur.
Di sisi lain, Rudy menyebut bahwa gerakan bebas polusi plastik ini juga akan didukung dengan edukasi berkelanjutan, kampanye publik, serta penerapan regulasi lingkungan yang lebih ketat.
Terutama menyasar aktivitas ekonomi dan industri yang masih menggunakan plastik dalam skala besar.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan di atas kertas. Perubahan itu harus dimulai dari kesadaran bersama. Semua pihak punya tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih,”tutupnya. (*)