BorneoFlash.com, BALIKPAPAN – Kebun Raya Balikpapan (KRB) yang berlokasi di Jalan Soekarno Hatta KM 15 kini menjelma menjadi salah satu ikon wisata edukatif yang terus berkembang.
Tidak hanya dikenal sebagai lokasi penelitian dan konservasi tanaman khas Kalimantan, KRB juga menjadi tempat belajar favorit bagi pelajar dan sumber pemasukan baru Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Berada di bawah pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KRB, kawasan seluas lebih dari 300 hektare ini kian ramai dikunjungi, baik oleh pelajar, keluarga, maupun rombongan dari luar kota. Menyadari potensi besar ini, sejak 1 Mei 2024, pihak pengelola mulai menerapkan retribusi resmi untuk setiap kunjungan.
“Kami melihat potensi KRB bukan hanya dari sisi lingkungan, tapi juga ekonomi. Dari Januari hingga April 2025, sudah tercatat pendapatan retribusi sebesar Rp180 juta. Target tahun ini Rp300 juta, namun kami optimis bisa mencapai Rp400 hingga Rp500 juta dengan dukungan promosi dan publikasi media,” ujar Kepala UPTD KRB, Lukman Riyadi, pada Senin (12/5/2025).
Tahun lalu, meski target retribusi Mei–Desember 2024 ditetapkan Rp200 juta, nyatanya realisasi melampaui ekspektasi dengan angka Rp340 juta. Capaian ini memperlihatkan antusiasme masyarakat terhadap KRB sebagai tempat wisata sekaligus sarana pendidikan dan pelatihan berbasis lingkungan.
Menurut Lukman, mayoritas kunjungan berasal dari sekolah-sekolah yang mengikuti program edukasi lingkungan dan pengenalan tanaman endemik Kalimantan. Namun di akhir pekan, pengunjung didominasi oleh kelompok keluarga atau instansi yang menggelar acara seperti gathering dan pelatihan di area hutan lindung.
“Hari biasa pengunjung sekitar 100-200 orang, sementara akhir pekan bisa menembus 400-500 orang. Rata-rata datang dalam rombongan, baik dari sekolah maupun organisasi,” jelasnya.
KRB juga menyediakan berbagai fasilitas yang memperkaya pengalaman pengunjung, mulai dari taman anggrek, flying fox, hingga fasilitas baru yang segera dibuka seperti taman tematik dan jogging track. Tak hanya itu, pengunjung bisa menikmati keindahan alam malam hari melalui aktivitas camping seharga Rp26 ribu per orang, atau menyewa guest house dengan tarif Rp350 ribu per malam.
“Banyak juga pengunjung dari luar kota yang menginap, terutama tamu penting atau keluarga yang ingin merasakan suasana pagi dan malam di tengah hutan,” tambah Lukman.
Untuk masuk ke kawasan KRB, pengunjung dewasa dikenakan tarif Rp15 ribu. Namun, bagi rombongan berjumlah minimal 50 orang dengan surat pemberitahuan sebelumnya, hanya dikenakan biaya Rp10 ribu per orang. Sistem ini dinilai efektif mendorong kunjungan kelompok dan memudahkan pengelolaan kapasitas.
Lukman berharap masyarakat terus mendukung keberadaan KRB sebagai ruang terbuka hijau yang multifungsi. Informasi lengkap mengenai jadwal, program, serta fasilitas KRB dapat diakses melalui akun Instagram resmi @kebunrayabalikpapan atau layanan call center yang tersedia. (Adv)